Civil Society Unjuk Gigi

Civil Society Unjuk Gigi
Civil Society Unjuk Gigi
CIVIL society atau masyarakat sipil ternyata bisa unjuk gigi dan menggoyang Istana Negara. Salah satu contoh teranyar adalah protes publik terhadap kasus ledakan tabung gas 3 kg, baik karena selang maupun regulatornya yang tidak standar. Termasuk kasus kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang membuat harga kebutuhan pokok membubung, sehingga rakyat dibikin repot.

Kedua kasus itu, agaknya, bagaikan mendefinisikan civil society versi Hannah Arendt (1906-1975) dan Jurgen Habermas (1929-). Dari keduanya-lah muncul konsep "a free public sphere". Bahwa masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Senada pula dengan Ernest Gellner (1925-1995) bahwa ruang publik adalah jalan menuju demokratisasi modern.

Ruang publik itu antara lain diisi oleh masyarakat pers. Juga berbagai asosiasi bisnis, seperti Apindo, LSM dan berbagai demonstrasi yang menyoal kasus tabung gas maupun kenaikan TDL.

Meski tidak sepenuhnya berhasil, tapi pemerintah menarik kembali tabung gas 3 kg yang dibagikan secara gratis karena termasuk program konversi minyak tanah ke gas. Ini dimaksudkan untuk memotong jumlah subsidi minyak tanah dalam APBN. Hanya saja, rakyat masih harus membayar Rp 35.000, walau dulu dibagi-bagikan secara gratis.

CIVIL society atau masyarakat sipil ternyata bisa unjuk gigi dan menggoyang Istana Negara. Salah satu contoh teranyar adalah protes publik terhadap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News