Coin A Chance!, Komunitas Pengumpul Uang Recehan untuk Pendidikan Anak-Anak Miskin

Dapat Koin Jutaan, Tak Cukup Disimpan di Kardus Mi Instan

Coin A Chance!, Komunitas Pengumpul Uang Recehan untuk Pendidikan Anak-Anak Miskin
KOLEKTOR KOIN : Anggia Bahana Putri sedang membuka stand Coin A Chance ! di muktamar blogger bertajuk ON|OFF 2011 di Jakarta (3/12/). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
 

Saldo itu, menurut Hanny, cukup untuk membantu biaya pendidikan para anak asuh. Sebab, dia menghitung biaya pendidikan satu siswa di tingkat SD sekitar Rp 60 ribu per bulan. Untuk biaya siswa tingkat SMP dan SMA, dia memperkirakan Rp 100 ribu per bulan.

 

Hanny menegaskan, komunitasnya anti meminta uang di jalan-jalan. Meskipun dibalut dengan aksi demonstrasi. Dia memiliki filosofi membantu orang itu tidak harus menunggu harta menumpuk. "Bisa dimulai dari kecil dulu. Menyisihkan uang recehan," paparnya.

 

Celengan-celengan Coin A Chance! saat ini sudah tersebar ke mana-mana. Mulai pribadi hingga perusahaan-perusahaan ternama di DKI Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, celengan berada di Kedubes Australia dan Kedubes Amerika di Jakarta.

 

Dia berharap, gerakan komunitas Coin A Chance! bisa langgeng dan tidak sekadar menjadi tempat nongkrong meriah-meriahan saja. Hanny menuturkan, komunitasnya tetap fokus menggarap dunia pendidikan yang selama ini belum tersentuh pemerintah. (wan/c4/kum)

Dua orang bersahabat ini, Hanny Kusumawati dan Nia K. Sadjarwo, ingin menerapkan moto: mulailah dari yang terkecil untuk berbuat baik. Sejak 2008,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News