Corona Menggila, Ratusan Juta Rakyat Tunggu Pemerintah Bergerak Cepat & Tepat

Corona Menggila, Ratusan Juta Rakyat Tunggu Pemerintah Bergerak Cepat & Tepat
Warga mewaspadai virus corona dengan menggunakan masker. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mendesak pemerintah segera bergerak lebih cepat dan tegas untuk menyelamatkan 270 juta jiwa rakyat Indonesia dari wabah virus corona (COVID-19). Sebab, angka kasus COVID-19 terus meningkat, sementara jumlah korban jiwa makin banyak.

"Jangan sampai terlambat mengantisipasi untuk kesekian kalinya," ujar Mufida dalam siaran persnya, Sabtu (28/3). "Pemerintah jangan sampai terkesan terlambat lagi dan tidak dipercaya publik.”

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan, per hari ini jumlah kasus COVID-19 sudah di atas 1.000. Sementara, kematian sudah melebihi 100 orang.

Menurut Mufidayati, Komisi IX DPR sudah mengingatkan pemerintah segera mengantisipasi masuknya Covid-19 sejak wabah itu mulai melanda Tiongkok dan negara-negara tetangganya beberapa bulan lalu. "Namun, ya sudahlah, kita  sekarang mencari solusi ke depan saja,” ungkap Mufida.

Untuk itu Mufidayati mendorong kecepatan konfirmasi hasil laboratorium pada orang-orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP)  COVID-19 ditingkatkan. “Pada beberapa kasus, pasien keburu meninggal dunia sebelum didapatkan hasil tes laboratorium,” katanya.

Selain itu, Mufidayati meminta pemerintah membatasi pergerakan warga melalui karantina. Selanjutnya karantina suda berjalan, warga di dalamnya menjalani tes massal COVID-19.

Mufida menambahkan, desakan tentang karantina sudah muncul dari berbagai kalangan, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Minimal, katanya, karantina diberlakukan di wilayah Jabodetabek.

“Forum Guru Besar FKUI juga merekomendasikan dilakukannya local lockdown atau karantina wilayah terutama pada daerah-daerah yang menjadi episentrum penyebaran wabah,” lanjut Mufida.

Per hari ini jumlah kasus COVID-19 sudah di atas 1.000. Sementara, kematian sudah melebihi 100 orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News