COVID-19 Renggut 80 Ribu Nyawa, Rakyat Mulai Putus Asa

COVID-19 Renggut 80 Ribu Nyawa, Rakyat Mulai Putus Asa
Seorang pengunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan Casa Rosada, di Buenos Aires, Argentina, Sabtu (27/2/2021), membawa papan dengan tulisan "Pemerintahan terburuk" saat memprotes pemerintah mengenai skandal vaksin "VIP", di tengah wabah COVID-19. Foto: REUTERS/Agustin Marcarian/HP/djo

"Saya merasa tidak enak melihat warga sesama saya mengalami masa-masa sulit, tetapi COVID-19 adalah yang kedua ketika kita tidak bisa memberi makan anak," katanya.

Argentina menginokulasi warganya terhadap COVID-19 dengan vaksin Sputnik V Rusia, juga AstraZeneca --yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, dan vaksin Sinopharm buatan China.

Sejak gerakan vaksinasi dimulai pada Malam Natal tahun lalu, negara itu telah melakukan 13,4 juta inokulasi, meskipun hanya sekitar tiga juta orang yang menerima dosis ganda secara penuh.

Menteri Kesehatan Argentina Carla Vizzotti bersikeras bahwa meskipun jumlah kematian tetap mengkhawatirkan, penurunan jumlah kematian terjadi terhadap mereka yang berusia lebih dari 60 tahun --yang menerima vaksin pertama-- merupakan tanda bahwa negara itu sedang berjalan ke arah yang benar.

Spesialis penyakit menular Dr. Roberto Debbag mengatakan masih ada jalan yang harus ditempuh.

"Kita akan memiliki angka tinggi atau sedang-tinggi sampai lebih dari 30 atau 40 persen populasi telah divaksinasi dengan dua dosis," katanya.

"Saya tidak berpikir itu akan terjadi dalam waktu tiga bulan ke depan." (ant/dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Namun, sebagian rakyat berpandangan COVID-19 adalah yang kedua ketika kita tidak bisa memberi makan anak


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News