CSIIS: Pemilu Proporsional Tertutup Ideal dari Sudut Pandang Demokrasi

CSIIS: Pemilu Proporsional Tertutup Ideal dari Sudut Pandang Demokrasi
Pemilu proporsional tertutup ideal dari sudut pandang demokrasi. Foto/ilustrasi: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari membeberkan kelebihan pemilu dengan sistem proporsional tertutup.

Menurut dia, pertimbangan tersebut yang menentukan mana yang lebih baik di antara sistem terbuka atau tertutup.

"Demokrasi seperti yang diajarkan oleh Plato dan sejumlah pemikir klasik Yunani bertumpu pada mandat rakyat dan itu tergambar pada pemerintahan oleh rakyat, untuk rakyat dan dari rakyat," kata Sholeh kepada JPNN.com, Kamis (19/1).

Dia menjelaskan para filsuf Yunani itu tidak menyodorkan konsep teknis tentang apakah mandat dari rakyat diperoleh secara terbuka atau tertutup dalam pemilu.

"Ciri khas pemerintahan demokratis ialah adanya pemilu berkala dan di belahan dunia mana pun, pemilihan serentak secara teknik tidak sama," lanjutnya.

Aktivis Nahdlatul Ulama itu menyebutkan jika menggunakan sistem proporsional tertutup, anggota DPR yang menyimpang dari garis partai bisa di-recall atau setidaknya ditempatkan di komisi "kering".

"Sebab, meski mendapat mandat dari rakyat, recall atas anggota DPR tidak bisa dilakukan oleh rakyat pemilik suara," jelasnya. 

Sholeh juga menyebutkan kader partai yang terpilih sebagai legislator tetap milik partai, meski mendapat mandat dari rakyat. 

Direktur Eksekutif CSIIS Sholeh Basyari menyebutkan pemilu proporsional tertutup ideal dari sudut pandang demokrasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News