Cuaca Buruk Hambat Evakuasi Mayat Pria Mirip Santoso

Cuaca Buruk Hambat Evakuasi Mayat Pria Mirip Santoso
Kadivhumas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Jakarta, Selasa (19/7). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala menembak dua orang anggota kelompok Mujahidin Ind‎onesia Timur (MIT) di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Senin (18/7) kemarin. Satu di antaranya diduga Santoso alias Abu Wardah yang dikenal sebagai pentolan MIT.

Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, jasad kedua anggota MIT itu masih dalam evakuasi. Karenanya, Mabes Polri belum bisa melakukan identifikasi terhadap kedua jasad pria itu.

‎"Personel baru sudah dibentuk kemarin untuk menjemput dua jenazah itu. Tapi sekarang dilaporkan cuaca sedang buruk. Kami akan berkoordinasi terus dengan petugas," kata Boy dalam konferensi pers di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/7).

Boy mengungkapkan, sebenarnya sudah ada helikopter yang disiapkan untuk mengevakuasi kedua jasad itu. Hanya saja, cuaca buruk membuat helikopter tidak bisa mengudara untuk melakukan evakuasi.

"Rencananya akan diangkut menggunakan helikopter. Tapi cuaca tak mendukung, maka tim akan membawanya dengan berjalan kaki selama empat jam," jelas Boy.

Karena itu, tambah Boy, pihaknya masih menunggu konfirmasi cuaca selama satu hingga dua jam ke depan. “Jika dalam waktu  sampai dua jam ini cuaca sudah baik, maka jenazah terduga teroris sudah bisa dibawa ke Palu," imbuh Boy.

"Kami harap dengan helikopter karena jarak tempuh menjadi tidak terlalu lama dan identifikasi bisa segera dilaksanakan," tegasnya.

Seperti diketahui, Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah, diduga tewas tertembak dalam kontak senjata yang terjadi di Pegunungan Tambarana, Poso, Senin (18/7) sore. Bakutembak terjadi antara Satgas Tinombala dengan kelompok teroris yang sudah diburu selama berbulan-bulan di pegunungan Sulawesi Tengah itu.(mg4/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News