Cuaca Ekstrem, Ribuan Nelayan di Pasaman Barat tak Melaut

Cuaca Ekstrem, Ribuan Nelayan di Pasaman Barat tak Melaut
Kapal nelayan di Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat banyak yang bersandar tidak pergi melaut karena cuaca ekstrem di daerah itu satu minggu terakhir. (Antara)

jpnn.com - SIMPANG EMPAT - Ribuan nelayan di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, tidak pergi melaut mencari ikan karena cuaca ekstrem yang melanda daerah itu satu pekan terakhir.

"Dari data yang kami peroleh sembilan ribuan lebih nelayan tidak pergi melaut atau 75 persen dari 12.350 jumlah nelayan yang ada," kata Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus di Simpang Empat, Minggu (20/11).

Menurut Zulfi, tingginya intensitas hujan disertai badai membuat nelayan takut memaksakan diri pergi melaut. Apalagi, katanya, adanya peringatan dan informasi setiap hari dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika tentang info cuaca dan gelombang laut.

"Melalui info itu maka kami juga memberitahukan kepada nelayan melalui grup nelayan yang ada agar untuk sementara tidak memaksakan diri melaut karena memiliki risiko yang tinggi," ungkapnya.

Zulfi mengatakan dengan adanya cuaca ekstrem ini dan jika hal itu berlanjut satu bulan ke depan maka dikhawatirkan memengaruhi produksi perikanan laut. 

“Kami berharap tentunya cuaca kembali membaik sehingga nelayan bisa kembali melaut dan memperoleh penghasilan dari hasil tangkapan ikan yang ada," ujarnya.

Menurut Zulfi, pihaknya menargetkan produksi ikan tangkap selama 2022 mencapai 108.321 ton.

Hingga Oktober 2022 pencapaian target dari perikanan tangkap baru 79.453 ton.

Ribuan nelayan di Pasaman Barat, Sumatera Barat, tidak pergi melaut karena cuaca ekstrem.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News