Cucu Bung Karno

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Cucu Bung Karno
Puan Maharani. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com - Banyak bertebaran baliho di berbagai kota bergambar Puan Maharani dengan narasi ‘’Cucu Bung Karno’’. 

Setelah narasi ‘’Kepak Sayap Kebhinekaan’’, sekarang narasi yang ditempelkan kepada Puan langsung menghubungkannya dengan Presiden Pertama RI Soekarno.

Momen 17 Agustus menjadi penting untuk mengidentifikasikan Puan sebagai pewaris Bung Karno sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia. 

Upaya ini merupakan ikhtiar PDIP untuk kesekian kalinya berusaha mengangkat elektabilitas Puan, yang masih macet di posisi buncit di antara para bacapres papan atas, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Kontestasi politik pada 2024  mendatang adalah perang nasib, nasab, dan nisab. Banyak yang percaya bahwa politik adalah takdir. Politik adalah garis tangan. Politik adalah nasib. 

Jokowi tidak punya nasab karena dia keturunan orang biasa. Akan tetapi, dia punya nasib baik, sehingga bisa menjadi presiden dua periode. Malah, kalau nasib masih baik, ingin menambah satu periode lagi.

Banyak yang percaya bahwa seseorang bernasib mujur atau hancur tergantung nasib. 

Adapun nasib bisa dimaknai positif sebagai takdir ilahi yang harus dicari melalui kerja dan ikhtiar. 

Puan Maharani sudah punya nasab, dan sangat mungkin sudah mempersiapkan nisab lebih dari cukup. Sekarang Puan tinggal menunggu nasib.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News