Cukup 220 Juta Dolar Bisa Kuasai PT Inalum
Rabu, 23 Juni 2010 – 23:44 WIB

Cukup 220 Juta Dolar Bisa Kuasai PT Inalum
JAKARTA -- Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait menjelaskan, hingga saat ini ada dua opsi terkait pengelolaan PT Inalum paska habisnya kontrak dengan pihak Jepang pada 2013 mendatang. Kedua opsi sedang dibahas pemerintah. Opsi pertama, 100 persen diambil alih pemerintah. Kedua, kontrak dilanjutkan, dengan syarat saham pemerintah RI mayoritas. Konsekuensi jika 100 persen diambil alih pemerintah, maka ada persoalan di tingkat pengembangan PT Inalum ke depan. Dari jumlah itu, uang cash yang menjadi hak pemerintah RI, mencapai 627 juta dollar AS. Sedang untuk mengambil alih semuanya dibutuhkan dana 726 juta dollar AS. Sehingga kekurangannya ditaksir 220 juta dollar AS, itu sudah termasuk dana operasional dan lain-lain. "Jadi, kalau kita kasih 220 juta dollar AS ke Jepang, selesai itu," ujar Sirait yang juga Wakil Ketua Tim Teknis yang dibentuk pemerintah terkait pengelolaan Inalum ke depan itu.
Kata Effendi Sirait, tidak mungkin kapasitas produksi alumuniumnya stagnan terus, yakni 225.000 ton per tahun. Paling tidak, ke depan harus bisa dua kali lipat. "Dan itu memerlukan dana besar," ujar Effendi Sirait ini dalam seminar bertema "Pengelolaan Saham Inalum: Oleh Negara untuk Rakyat" di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/6).
Sedang kemampuan dana untuk mengambil alih 100 persen, kata Sirait, pemerintah RI siap. Dikatakan, sudah dihitung bahwa dengan hanya mengeluarkan 220 juta dollar AS, maka Inalum bisa 100 persen dikuasai pemerintah. Hitung-hitungannya, aset Inalum kini sekitar 1,2 miliar dollar AS.
Baca Juga:
JAKARTA -- Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait menjelaskan, hingga saat ini ada dua opsi terkait pengelolaan PT Inalum paska habisnya kontrak dengan
BERITA TERKAIT
- ICMI Travel dan Bank Mandiri Teken MoU Terkait Pembiayaan Umrah
- Ini Kawasan Hunian Premium Baru di Karawang dekat dengan RS Jantung dan Sarana Kereta Cepat
- 1 Mart Buka Gerai Ritel Perdana di Indonesia, Ada Rencana Ekspansi ke China
- Sri Mulyani Langsung Bertemu Menkeu China Seusai Negosiasi Tarif AS, Ada Apa?
- BPS: Ekonomi Triwulan I 2025 Tumbuh 4,87 Persen
- Dealer Gathering 2025 Jadi Ajang Strategi Penguatan Pasar Elektronik