Curhatan Seorang Gay: Siapa Bilang Homo Tidak Menular?

Curhatan Seorang Gay: Siapa Bilang Homo Tidak Menular?
Ilustrasi

jpnn.com - Sebut saja namanya Lucky. Jika dilihat sepintas tak ada yang aneh dengan pria ini. Penampilannya seperti kebanyakan lelaki lain. Gemar menggunakan kemeja rapi berpadu denim dan sepatu sneakers. Gaya bicaranya pun tegas.

Namun, jika sudah bertemu dengan rekan satu komunitasnya, dia mendadak kemayu. Rahangnya yang berbentuk dan jambang yang lebat seolah tak mampu menunjukkan lagi kesan maskulin. Kata sapaan “bro” yang biasa dia gunakan kepada orang yang belum akrab berubah menjadi “cyiinn” dan “say” kepada sesama anggota komunitas.

Nama Lucky sangat familiar di kalangan selebritis tanah air. Keahliannya di bidang kecantikan membuat banyak seleb yang mempercayakan dia sebagai make up artist. Bahkan, secara ekslusif ada salah satu stasiun tv swasta yang mengontraknya menjadi penata rias untuk beberapa program rutin acara.

Perkenalan Lucky pada dunia tata rias dimulai dengan ketidaksengajaan. Semuanya berawal ketika dia lulus SMA dan diajak seniornya di sekolah untuk bekerja di sebuah salon. Karena belum ada pekerjaan lain, dan tidak memiliki biaya untuk kuliah, Lucky pun menerima tawaran tersebut.

Awalnya tidak ada yang aneh. Gelagat sang teman yang suka memegang dan membelai rambutnya hanya dinilai kebaikan seorang kakak kepada adik. Pun begitu ketika Lucky kerap diajak mandi bersama. Lagi-lagi itu dianggap hal yang wajar. ”Karena waktu saya mondok (sekolah di pondok pesantren) saat setingkat SMP, mandi bareng-bareng sesama teman ya biasa. Wong sama-sama lakinya. Apalagi kamar mandi di pondok saya dulu memang lebar dan dipakai beramai-ramai,” kata dia saat ditemui belum lama ini.

Namun lama-kelamaan semuanya mulai terbongkar. Dari sekadar mandi bersama, sang teman yang sebut saja namanya Anto mulai kerap memegang kemaluan Lucky. Karena dinilai iseng belaka, Lucky lagi-lagi menganggapnya hanya gurauan.

Pernah suatu waktu, Lucky yang kini bekerja sebagai make up artist sekaligus advisor di sebuah perusahaan kosmetik terkemuka di Indonesia itu, terpancing emosi untuk menepis tangan Anto saat kemaluannya diremas dengan kencang.

”Tapi saya nggak bisa apa-apa. Mau marah, sungkan. Karena kebaikan dia pada saya luar biasa. Tapi kalau didiemin terus, saya kok merasa ada yang aneh,” ungkapnya.

Sebut saja namanya Lucky. Jika dilihat sepintas tak ada yang aneh dengan pria ini. Penampilannya seperti kebanyakan lelaki lain. Gemar menggunakan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News