Dahlan Iskan Terkejut atas Ucapan Syekh Panji soal Mimpi Mendirikan Ponpes Al Zaytun

Dahlan Iskan Terkejut atas Ucapan Syekh Panji soal Mimpi Mendirikan Ponpes Al Zaytun
Dahlan Iskan di lingkungan Ponpes Al Zaytun Indramayu. Foto: Disway

Kemudian, malam hari dapat makan malam yang cukup. Nilai gizinya pun dihitung secara modern. Harus cukup gizi.

Dari penjelasan Syekh Panji, kontrol kedisiplinan di Gontor memang ketat. Yakni melalui struktur kepengurusan santri. Yang senior diberi wewenang untuk mengawasi yang junior. Mereka juga punya wewenang menjatuhkan hukuman bagi para pelanggar.

"Pada saatnya Panji Gumilang menjadi senior di Gontor. Dia duduk di struktur kepengurusan santri. Dia pun bertekad selama setahun kepengurusannya tidak boleh terjadi satu pun kekerasan kepada junior," tulisan Dahlan.

Ketika tamat dari Gontor, Panji dilarang orang tua meneruskan ke IAIN Jakarta. Terlalu jauh, mahal, tidak ada keluarga dekat. Terlebih, saat itu situasi lagi tidak aman.

"Tahun 1966 Jakarta sangat kacau. Tegang. PKI baru saja dibubarkan. Bung Karno harus diturunkan," tulisan Dahlan.

Namun, Panji muda nekat ke Jakarta, bahkan ketika tidak diberi uang oleh orang tua. Akan tetapi, dia tahu cara dapat uang. Panji datang ke jaringan dagang ayahnya di Lamongan.

Panji pun pinjam uang ke rekan dagang ayahnya itu senilai beras 1,5 kuintal, karena dia tahu ayahnya pasti kirim hasil panen ke orang itu. Panji berterus terang: pinjaman itu sebagai siasat agar orang tuanya memberi uang untuk kuliah.

Menurut Dahlan, sejak di Gontor, Panji sudah mendengar: begitu hebat IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta. IAIN Ciputat jadi buah bibir melebihi IAIN lainnya.

Dahlan Iskan terkejut mendengar jawaban Syekh Panji Gumilang saat ditanya soal kapan mimpi mendirikan Ponpes Al Zaytun Indramayu bermula.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News