Truk 110 Tahun

Oleh: Dahlan Iskan

Truk 110 Tahun
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - "Saya bukan pembunuh..." ujar terdakwa lirih. Ia berharap agar tidak dihukum berat.

Di persidangan itu ia terus menyesali diri, merasa bersalah dan kenapa tidak dirinya saja yang mati.

Senin pekan lalu ia dijatuhi hukuman 110 tahun dipenjara.

Itulah hukuman terberat untuk kecelakaan terbesar –setidaknya salah satunya.

Mengikuti cerita itu, saya teringat tol pegunungan antara Boyolali-Semarang. Di kanan kiri jalan terlihat dibangun jalan darurat. Di beberapa tempat. Terutama di jalan yang menurun tajam.

Jalan darurat itu berupa jalan pendek yang menanjak tajam. Yang di ujung jalan itu ada barikade. Setiap kendaraan yang masuk ke jalan menanjak itu pasti akan melambat dan akhirnya berhenti menabrak barikade tersebut.

Suatu kali, ketika mengemudi di jalur itu, teman di samping saya bertanya: jalan apa itu?

Ia anak muda. Lulusan Boston, Amerika. Ia lebih banyak hidup di kota. Ia tidak pernah berkendara di daerah-daerah pegunungan di Amerika.

Ada cerita Dahlan Iskan tentang hukuman 110 tahun dipenjara. Ini bisa menjadi pelajaran buat pengguna tol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News