Dampak Bagasi Berbayar: Porter Ditanya Istri, Mengapa Pulang Bawa Uang Sedikit

Dampak Bagasi Berbayar: Porter Ditanya Istri, Mengapa Pulang Bawa Uang Sedikit
Porter di Bandara Syamsudin Noor menunggu penumpang di depan terminal keberangkatan. Pendapatan mereka menurun sejak diberlakukannya bagasi berbayar. Foto: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN/JPNN.com

jpnn.com - Penerapan bagasi berbayar oleh sejumlah maskapai penerbangan sudah berpengaruh ke sejumlah sektor. Bukan hanya membuat usaha travel lesu, tapi juga mengakibatkan penghasilan para porter di Bandara Syamsudin Noor turun drastis.

SUTRISNO, Banjarbaru

Pendapatan buruh angkut barang di bandara menurun, karena sejak bagasi gratis dihapus pada 22 Januari 201, banyak penumpang yang mengurangi barang bawaan guna menekan biaya bagasi. Mereka pun tak meminta bantuan profesi pengangkut barang di areal bandara itu.

Seperti terlihat pada Kamis (31/1). Para pramuantar di Bandara Syamsudin Noor tampak menanti penumpang yang ingin menggunakan jasanya membawakan barang di depan terminal keberangkatan. Namun, hampir satu jam menunggu belum ada yang memanfaatkan jasa mereka.

"Biasanya setengah jam sudah ada penumpang yang datang minta bawakan barang. Tapi sekarang, kami harus menunggu dua sampai tiga jam baru ada," kata salah seorang porter, Abdul Muin.

Dia mengungkapkan, sejak penghapusan bagasi gratis diberlakukan pendapatan mereka menurun drastis. "Sebelumnya dalam sehari kami bisa membawakan barang penumpang lima sampai enam kali sehari. Tapi sekarang dapat dua saja sulit," ungkapnya.

Dampak Bagasi Berbayar: Porter Ditanya Istri, Mengapa Pulang Bawa Uang Sedikit

Dalam satu kali antar dia mengaku mematok biaya Rp20 ribu. Namun, terkadang ada penumpang yang memberi uang lebih.

Dampak penerapan bagasi berbayar oleh sejumlah maskapai penerbangan, pendapat para Porter di bandara langsung turun drastis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News