Dana Kompetisi Sriwijaya FC Naik, tapi Prestasi Menukik

Dana Kompetisi Sriwijaya FC Naik, tapi Prestasi Menukik
Suporter Sriwijaya FC. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, PALEMBANG - Sudah lima tahun koleksi trofi di sekretariat Sriwijaya FC tidak bertambah.

Terakhir pendukung Sriwijaya FC merasakan kebanggaan bagian dari tim berjuluk Laskar Wong Kito itu sebagai tim terhebat Nusantara saat melihat para idolanya mengangkat trofi Indonesia Super League edisi 2011/2012.

Ketika itu, mereka juara setelah mengemas 25 kemenangan, empat kali hasil imbang, dan lima kekalahan dari total 34 pertandingan dengan nilai akhir 79 poin.

PT Sriwijaya Optimis Mandiri, sebagai perusahaan yang membawahi Sriwijaya FC, melalui sekretarisnya, Faisal Mursyid mengatakan, ketika juara pada 2011/2012, Sriwijaya FC mendapatkan modal berkompetisi sekitar Rp20 miliar.

Itu adalah bujet tertinggi Sriwijaya FC meraih titel juara sejak dibesarkan di Gelora Sriwijaya Jakabaring pada 2005. Sebab, saat juara Divisi Utama 2007 dan Piala Indonesia di tahun yang sama, modal kompetisi mereka bahkan kurang dari Rp15 miliar.

"Setelah itu kebutuhan dana merangkak naik karena Sriwijaya FC juga tampil di turnamen Asia selain berjuang di kompetisi domestik Indonesia Super League dan Piala Indonesia," jelas Faisal.

Modal kompetisi Sriwijaya FC terus meningkat karena menyesuaikan harga pasar pemain. Bujet kompetisi sempat turun ketika Indonesia Soccer Championship 2016 digelar memakai rasionalisasi harga pemain.

Sehingga kebutuhan dana bisa ditekan di angkat Rp15 miliar. Dijelaskan Faisal, kebutuhan dana kompetisi musim ini kembali naik karena harga pemain ikut naik. Musim Liga 1 pada 2017, kebutuhan dana kompetisi mencapai Rp25 miliar.

Sudah lima tahun koleksi trofi di sekretariat Sriwijaya FC tidak bertambah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News