Dana Kompetisi Sriwijaya FC Naik, tapi Prestasi Menukik

Dana Kompetisi Sriwijaya FC Naik, tapi Prestasi Menukik
Suporter Sriwijaya FC. Foto: dokumen JPNN

Bengkaknya kebutuhan dana ini, lanjut Faisal, karena menyesuaikan kebijakan PSSI yang berlakukan marquee player. Untuk kontrak pemain bintang itu, Laskar Wong Kito harus merogoh kocek lebih dalam. Jika mengacu pada nilai di situs transfer dunia, transfermarkt, per 11 Mei 2017 lalu kaki mantan pemain timnas Tunisia itu senilai 250 ribu poundsterling atau setara dengan Rp4 miliar (1 pounds = Rp16.000).

"Dana Rp25 miliar itu terkumpul dari sponsor dan subsidi dari operator kompetisi senilai Rp7,5 miliar. 60 persennya terpakai untuk belanja pemain, termasuk untuk kontrak Tijani Belaid sebagai marquee player. Tapi kontrak Tijani kami ambilkan dari dana subsidi," terangnya.

Faisal menjelaskan, dengan dana Rp25 miliar musim ini Sriwijaya FC dipatok juara karena menyandang ambassador Asian Games 2018.

Jika juara di akhir musim maka Yu Hyun Koo dkk bisa bantu promosi Asian Games 2018 saat mengantongi tiket tampil di AFC Cup atau Liga Champions Asia 2018. Nyatanya, kecapaian Sriwijaya FC di luar dugaan.

Yu Hyun Koo dkk hanya mampu panaskan papan bawah. Saat ini mereka terdampar di urutan ke-12 dengan 28 poin dari 24 pertandingan.

Faisal mengakui, para perusahaan sempat pertanyakan capaian Sriwijaya FC musim ini. Di Liga 1 2017, Sriwijaya FC tak berdaya bersaing di papan atas apalagi gondol trofi juara.

Tapi, semua penyokong dana untuk sementara ini paham dengan kondisi tim.

Mengingat, tidak tercapainya target juara karena problem pemain. Banyak pemain cedera membuat tim tidak maksimal dalam menunjukkan performa terbaiknya.

Sudah lima tahun koleksi trofi di sekretariat Sriwijaya FC tidak bertambah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News