Dana Nganggur Bank Rp 542,5 T

Dana Nganggur Bank Rp 542,5 T
Dana Nganggur Bank Rp 542,5 T

JAKARTA - Pengetatan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) berdampak pada seretnya aliran dana perbankan dalam bentuk kredit. Akibatnya, dana perbankan yang diparkir pada instrumen surat berharga terus membesar. Setidaknya dana nganggur milik perbankan tersebut mencapai Rp 542,55 triliun.
       
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan, ekses likuiditas perbankan hingga Mei 2014 paling besar disimpan pada surat berharga negara (SBN) yakni Rp 340,19 triliun.

Sedangkan ekses likuiditas yang ditaruh perbankan pada sertifikat BI (SBI) tercatat Rp 96,06 triliun. Dana perbankan juga didiversikasi pada instrumen investasi lain seperti fasilitas simpanan BI (Fasbi) sebanyak Rp 106,30 triliun.
       
"Secara proporsi, penempatan kelebihan likuiditas pada Fasbi meningkat dari 15,0 persen pada kuartal pertama 2014 menjadi 20,6 persen pada kuartal kedua 2014," ungkapnya kemarin (14/7). Secara keseluruhan, proporsi di SBN dan SBI pada kuartal ketiga tahun ini masing-masing 66 persen dan 18,6 persen.
       
Tirta menambahkan, kondisi likuiditas perbankan pada kuartal ketiga bakal makin ketat. Menurut dia, hal itu terlihat dari optimisme perbankan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang makin kecil pada kuartal ketiga dibandingkan kuartal sebelumnya. "Kelompok bank besar dan menengah menurun optimismenya. Sebaliknya untuk bank kecil semakin optimis," jelasnya.

Merujuk data survei perbankan BI, terdapat penurunan saldo bersih tertimbang (SBT) pertipumbuhan DPK ke level 90,0 persen pada kuartal ketiga 2014 dari kuartal sebelumnya 98,0 persen.

Di satu sisi, survei tersebut menunjukkan secara keseluruhan pengajuan aplikasi kredit pada perbankan semakin susah. Bank sentral mencatat, aplikasi pengajuan kredit baru yang ditolak naik menjadi 12,9 persen pada kuartal dua 2014 dibandingkan 12,1 persen pada kuartal pertama 2014.

"Pada kuartal kedua tahun ini perbankan terlihat semakin ketat menyalurkan kredit," paparnya. (gal/oki)


JAKARTA - Pengetatan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) berdampak pada seretnya aliran dana perbankan dalam bentuk kredit. Akibatnya, dana


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News