Dari Gedung Penuh Polisi Khusus, Tiongkok Tepis Isu Penindasan Muslim Uighur

Dari Gedung Penuh Polisi Khusus, Tiongkok Tepis Isu Penindasan Muslim Uighur
Pelajar dari etnis Uighur mempelajari Alquran dan Hadis di Institut Islam Xinjiang, Kamis (03/01/2019). Lembaga tersebut difasilitasi pemerintah Tiongkok untuk mencetak para imam yang bebas dari pengaruh radikalisme dan ektremisme. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

Tidak ada yang baru terkait isu-isu tersebut, apalagi dalam berbagai kesempatan XUAR dan jubir MFA di Beijing juga beberapa kali menyampaikan bantahan dan tanggapan.

Yang terlihat berbeda adalah cara XUAR menyajikan jawaban dan tanggapan atas isu-isu yang berkembang tersebut.

Hampir setiap sanggahan disertai dengan tayangan video yang durasinya bervariasi, antara 2 hingga 5 menit.

Salah satunya adalah tanggapan mengenai pembongkaran sejumlah masjid dan aktivitas ibadah umat Islam di daerah paling barat daratan China yang berbatasan langsung dengan Rusia, Mongolia, Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan, Tajikistan, Afghanistan, dan Pakistan itu.

Beberapa tayangan video menunjukkan pembongkaran bagunan masjid lama untuk direnovasi secara total hingga menjadi bangunan baru di Kota Urumqi dan beberapa daerah tingkat II lainnya, seperti Kashgar dan Hotan.

"Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1848 di atas lahan seluas 4.816 meter persegi dan luas bangunan 2.376 meter persegi. Masjid ini dua kali direnovasi pada 1997 dan 2019 atas bantuan pemerintah. Sekarang masjid ini menjadi terang-benderang, luas, bersih, dan nyaman. Juga dilengkapi AC, penghangat ruangan, dan pemanas air," kata Abulhasan Tursunniyaz, khatib Masjid Jamik Kota Hotan, memberikan narasi tayangan suasana masjidnya pada konferensi pers 9 Desember 2020.

Suara azan, aktivitas jamaah shalat di sejumlah masjid di Xinjiang ditingkahi seruan takbir imam juga sudah bukan hal yang tabu lagi untuk ditayangkan.

Setidaknya China di bawah rezim Xi Jinping juga mulai sadar bahwa Xinjiang bukan lagi sekadar halaman belakang, melainkan beranda terdepan yang harus dirawat agar terlihat ramah bagi siapa pun.

Pemda Xinjiang berkali-kali menggelar konferensi pers demi menepis isu pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur, tetapi agenda itu sendiri kental dengan nuansa otoriter

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News