Dari Jualan Sambal, Bu Emi Berhasil Kuliahkan Dua Anaknya

Dari Jualan Sambal, Bu Emi Berhasil Kuliahkan Dua Anaknya
Emi Suryani menunjukkan sambal Maike miliknya. Foto: Ferial/Lombok Post/JPNN.com

Atas dukungan ibu dan anaknya, Emi mulai menerima pesanan. Pesanan pun semakin meningkat setiap harinya. Ia pun mulai melakukan percobaan lagi dengan varian lain. Ia mencoba cumi dan tongkol.

Berbisnis sambal tentunya penuh cobaan. Terutama dari segi keawetan. Sambal biasanya hanya bertahan maksimal tiga hari.

Namun berbeda dengan sambal Maike. Sambal ini mampu bertahan hingga 10 hari lamanya setelah kemesannya dibuka.

Emi menuturkan, untuk menghasilkan sambal tahan lama perlu proses yang apik. Mulai dari pemilihan bahan, harus yang fresh.

Selain itu, proses masakannya pun juga melalui empat kali penggorengan. Dimulai dari bahan yang digoreng secara terpisah.

Kemudian ditumbuk lalu digoreng. Setelah itu dicampur menjadi satu dan digoreng kembali. 

Terakhir diberi ikan asin, cumi atau tongkol lalu digoreng kembali. "Saya tidak pakai bahan pengawet," akunya.

Dari mulut ke mulut, sambal Maike mulai berkembang. Pemesan bahkan tak hanya rekan anaknya, namun juga beberapa orang dari luar daerah.

IBU tiga anak ini berhasil membuat racikan sambal yang digemari banyak orang. Bahkan sambal bermerek Maike ini laris dijadikan oleh-oleh para turis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News