Dari Kakek Sampai Cucu, Mengalirlah Darah Bonek...

Dari Kakek Sampai Cucu, Mengalirlah Darah Bonek...
Taufiq mengajak istri dan anaknya mendukung Persebaya di tribun Gelora Bung Tomo, Surabaya. Foto: Ahmad Khusaini/Jawa Pos

Widodo, Bonek asal Gresik, melakukan hal serupa. Dia juga sering mengajak putrinya yang bernama Ayu Greenisty mbonek ke mana pun. ’’Justru Ayu jadi perempuan yang tangguh, jadi kenal banyak orang dan mengerti bagaimana memperlakukan saudaranya (Bonek),’’ jelasnya.

Pria yang akrab disapa Terong itu mengerti, mengajak anaknya away memang mengandung risiko. Masih adanya perseteruan antarsuporter membuat jiwa sang anak kadang kala terancam. Namun, dengan tenang Terong menegaskan bahwa Bonek sekarang lebih bisa bersikap positif. Lebih bisa melindungi perempuan dan anak-anak di jalanan. ’’Lebih ngayomi, itu salah satu hal positif yang ditiru oleh Ayu,’’ paparnya.

Bukan hal mudah meneruskan tradisi tersebut. Untung, banyak faktor pendukung di stadion, terutama saat Persebaya menjalani laga home. Lagu-lagu atau anthem, juga chant, makin jauh dari ujaran anarkistis dan rasis.

Itulah yang dirasakan Eko Wahyudi. Dia menyatakan tidak waswas lagi ada tawuran atau hal-hal negatif. ’’Jadi bisa benar-benar mengedukasi anak saya tentang sportivitas. Achmad (Firdaus Ardiansyah, anaknya) juga bisa belajar bagaimana cara mendukung kebanggaan secara kreatif dari Bonek,’’ katanya.

Selain itu, kehadiran sajian hiburan di luar sepak bola seperti dua maskot Persebaya, Jojo dan Zoro, turut memancing anak-anak senang berada di tribun untuk mendukung Persebaya. Ivan Noviansyah, salah seorang Bonek, mengaku tidak sulit menularkan semangat mbonek kepada anaknya. ’’Dia cuman ingin lihat Jojo dan Zoro,’’ ujarnya.

Ivan menuturkan, Jojo dan Zoro membantu mengedukasi anaknya untuk menjadi suporter yang baik. Tingkah laku dan kampanye antirasis serta anarkistis memudahkan Ivan mengajari anaknya untuk menjadi Bonek yang baik. ’’Dia hafal betul bagaimana gerakan-gerakan Jojo dan Zoro. Jingkrak-jingkrak dan ikut nyanyi chant dan anthem Persebaya kalau dua idolanya itu berjoget,’’ kata pria yang juga menjadi pembina Bonek Gresik itu.

Dari Kakek Sampai Cucu, Mengalirlah Darah Bonek...

Mashud mengajak dua anaknya Yudhistira (6 tahun) dan Sheila (21 bulan) menyaksikan Persebaya di Gelora Bung Tomo, 6 Juli. Foto: Ahmad Khusaini/Jawa Pos

Persebaya Surabaya sudah menjadi identitas dan kebanggaan, bukan sekadar sebuah klub sepak bola. Tidak hanya buat warga Surabaya, melainkan untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News