Dari Korosi Mesin, Pilot Bunuh Diri, hingga Dirudal Militer

Dari Korosi Mesin, Pilot Bunuh Diri, hingga Dirudal Militer
Dari Korosi Mesin, Pilot Bunuh Diri, hingga Dirudal Militer

jpnn.com - NEW YORK - Berbagai spekulasi tentang penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing di Laut China Selatan, Sabtu (8/3) terus bergulir. Para ahli pun mencoba mereka-reka musabab hilangnya pesawat Boeing 777-200 dengan 239 orang di dalamnya itu melalui berbagai pendekatan.

Dalam sebuah penerbangan, bagian paling berbahaya justru saat lepas landas dan mendarat. Jarang terjadi insiden saat pesawat berada 7 mil di atas permukaan bumi. Bahkan catatan statistik Boeing menunjukkan hanya 9 persen kecelakaan fatal saat pesawat ada di ketinggian.

Namun khusus MH370, pesawat tiba-tiba lenyap dari radar. Kalaupun terjadi kegagalan mesin pada Boeing 777-200 yang dioperasikan maskapai berkode MAS itu, maka pilot tentu masih sempat menyampaikan panggilan darurat.

Para ahli pun menduga telah terjadi sesuatu yang cepat sehingga pilot tidak sempat membuat panggilan darurat. “Tidak adanya panggilan darutat menunjukkan sesuatu yang begitu mendadak dan  terjadi sangat keras,” ulas William Waldock, pakar penyelidikan kecelakaan pesawat dari Embry-Riddle Aeronautical University, Amerika Serikat.

Karenanya, dugaan tentang kemungkinan adanya aksi terorisme terhadap MH370 pun semakin terbuka. “Apakah anda mendapatkan peristiwa bencana hingga membuat pesawat terbelah atau anda melakukan tindakan kriminal, itu (hilangnya kontak pesawat, red) terlalu cepat dan mereka (pilot, red) tidak melakukan panggilan darurat,” kata Scott Hamilton, seorang konsultan penerbangan di Leeham Co.

Meski demikian, para ahli sepakat bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan tentang penyebab hilangnya MH370. Sebab, petunjuk terbaik adalah dari data penerbangan, rekaman suara pembicaraan, serta puing pesawat.

Kapten John M Cox, CEO di Safety Operating System yang menghabiskan 25 tahun umurnya di dunia penerbangan mengatakan, salah satu indikator pertama tentang hal yang terjadi pada MH370 adalah ukuran serpihan pesawat. Jika ukuran serpihannya besar dan tersebar hingga bermil-mil jaraknya, maka pesawat kemungkinan pecah di ketinggian. Hal itu bisa menunjukkan adanya pemboman atau kerusakan besar pada struktur pesawat.
 
Tapi jika serpihannya tersebar di area yang kecil, maka kemungkinan pesawat jatuh dari ketingian 35 ribu kaki dan pecah saat menyentuh air. Meski demikian Cox tak mau berspekulasi lebih banyak.

“Kami hanya tahu pesawat jatuh. Selain itu, kita tidak tahu semuanya,” ujarnya.

NEW YORK - Berbagai spekulasi tentang penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing di Laut China

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News