Dari Myanmar, Eropa sampai Venezuela, Belasan Juta Orang Hidup Tanpa Kewarganegaraan

Dari Myanmar, Eropa sampai Venezuela, Belasan Juta Orang Hidup Tanpa Kewarganegaraan
Warga Rohingya di Myanmar. Foto: Picture Alliance/DPA/M Alam

Ada sekitar 92.000 Bidoon di Kuwait, menurut data PBB. Namun, beberapa pihak memperkirakan bahwa jumlah itu lebih besar.

Orang-orang Bidoon kerap dihalangi untuk mendapatkan pendidikan gratis, layanan kesehatan dan banyak jenis pekerjaan.

NEPAL
Kendati Nepal mengatakan pihaknya tidak memiliki penduduk yang tanpa kewarganegaraan, para pakar masalah tanpa kewarganegaraan yakin banyak orang, kemungkinan ratusan ribu, terdampak.

Sebagian masalah berasal dari undang-undang yang melarang perempuan yang menikah dengan warga negara asing meneruskan kewarganegaraan mereka kepada anak-anaknya. Selain itu, ada orang-orang tanpa kewarganegaraan yang diusir dari Bhutan pada 1990-an.

REPUBLIK DOMINIKA
Putusan pengadilan pada 2013, bersama dengan perubahan-perubahan sebelumnya pada peraturan untuk menangkal perpindahan penduduk secara ilegal, telah membuat banyak orang tanpa kewarganegaraan. Sebagian besar dari mereka adalah turunan Haiti yang lahir di Republik Dominika.

Pada 2015, ada sekitar 134.000 orang yang tidak memiliki kewarganegaraan, menurut data PBB, namun data tersebut sedang diperbarui.

IRAK
Ada sekitar 47.500 orang tanpa kewarganegaraan, termasuk Bidoon dan Kurdi Faili, kelompok suku yang menurut sejarah hidup di kedua sisi perbatasan Irak-Iran.

Kewarganegaraan lebih dari 100.000 orang Kurdi Faili dicabut pada 1980 di bawah rezim Ba'ath. Kendati banyak di antara mereka yang kewarganegaraannya dipulihkan, yang lainnya masih tidak punya kewarganegaraan.

Saat ini diperkirakan ada 10 hingga 15 juta orang tidak diakui sebagai warga negara mana pun. Kondisi ini membuat mereka kehilangan hak dasar

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News