Data Pemilih di KPU Bocor, Direktur ELSAM Merespons, Simak

Data Pemilih di KPU Bocor, Direktur ELSAM Merespons, Simak
Data pemilih bocor di KPU. Foto ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Wahyudi Djafar menilai kebocoran data pemilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan kepada penyelenggara pemilu, bahkan legitimasi dan integritas penyelenggaraan pemilu juga berkurang.

“Publik mungkin akan bertanya-tanya dengan keandalan sistem informasi pemilu, termasuk yang digunakan untuk penghitungan hasil pemilu karena adanya kerentanan-kerentanan keamanan sistemnya,” ujar Wahyudi Djafar, Kamis (30/11/2023).

Menurut dia, hal itu juga berdampak pada turunnya kepercayaan publik terhadap Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU. Sistem yang rentan dan berisiko tinggi terhadap serangan juga akan mengurangi legitimasi pemilu.

“Sebab adanya risiko kerentanan ini (risiko serangan), sehingga legitimasi pemilu juga berkurang,” ujarnya.

Terlebih, kebocoran data tidak terjadi sekali saja, tetapi berulang. Kejadian itu pun tidak diikuti dengan evaluasi dan investigasi tuntas untuk mencegah kasus yang sama terjadi lagi.

“Justru setiap kali ada insiden kebocoran, yang ada penyangkalan. KPU sendiri belum memiliki kebijakan data pribadi yang baik untuk memastikan perlindungan data pribadi yang mereka kelola,” kata Wahyudi.

Wahyudi berharap insiden kebocoran ini bisa diselesaikan secara tuntas, untuk memberi pembelajaran bagi perbaikan kebijakan internal dan sistem perlindungan data KPU, termasuk juga sistem keamanan sibernya.

“Dengan demikian, publik bisa percaya dengan seluruh sistem informasi yang dikembangkan KPU,” pungkas Wahyudi.

Direktur Eksekutif ELSAM Wahyudi Djafar menilai kebocoran data pemilih di KPU bisa berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan kepada penyelenggara pemilu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News