Deal Sabrina

Oleh Dahlan Iskan

Deal Sabrina
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dia mengatakan bahwa hubungan Huawei dengan Skycom "a normal and controllable relation". 'Controllable' di situlah yang ditafsirkan sebagai 'di bawah kontrol'.

Mungkin, dalam suasana normal, kalimat seperti itu tidak mencurigakan. Namun dua tahun lalu Trump kan memang lagi sensi-sensinya terhadap Tiongkok –termasuk terhadap teknologi tingginya.

Maka dicari atau pun dicari-cari akibatnya sama: Meng harus menjalani masa tahanan di negara lain. Waktunya yang begitu mahal terbuang sia-sia di sana. Selama lebih 2 tahun.

Maka kalau kini memang bisa deal, apa pun, itu akan lebih baik. Daripada konflik berkepanjangan. Pun merembet ke mana-mana.

'Ke mana-mana' itu termasuk ke HSBC. Bisa saja diam-diam Tiongkok akan juga 'menghukum' HSBC. Secara bisnis. Dianggap sebagai bank yang tidak bisa dijadikan sahabat.

Sebelum adanya kabar baru itu  pengacara Meng memang mulai mempersoalkan terjadinya pelanggaran proses penegakan hukum. Yakni bagaimana bisa Meng diperiksa di bandara tanpa didampingi pengacara.

Apalagi hari itu, di bandara itu, terjadi penyitaan dan pembongkaran terhadap barang-barang elektronik milik Meng. Termasuk mengambil data dari dalam laptop, tablet dan hand phone Meng.

Sulitnya lagi polisi yang di bandara itu bertugas memeriksa Meng kini sudah pensiun. Lalu bekerja di Macau –Tiongkok.

Dalam dua tahun masa penahanan Meng, iPhone justru merosot ke peringkat 4 dunia. Setelah Huawei, Samsung, dan Xiaomi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News