Debat Kandidat Perdana

Debat Kandidat Perdana
Debat Kandidat Perdana

Dengan perkiraan sekitar 50 juta penonton, sebagian besar pemirsa mengharapkan untuk menyaksikan sebuah kemenangan dari sang penakluk dalam hal berbicara di depan umum yang siap untuk mengalahkan seorang mantan penjual mebel.

Tetapi sebaliknya, dan ini sangat mengejutkan semua orang, mantan jenderal Kopassus tidak berhasil mempertontonkan penampilan terbaiknya sebagai orator ulung, dan terjebak dalam retorika, dan menjadikan lawannya mampu mengimbanginya.

Jadi apa yang terjadi? Mengapa orator terbaik tidak berhasil menguasai arena?

Pertama, Jokowi memiliki lebih banyak hal yang dapat dibuktikan dalam perdebatan.

Dengan melakukan hal yang lebih baik dari yang diharapkan, tentu ini menjadi prestasi besar.

Jawaban Prabowo tampak mengambang, lalu menurun setelah pertanyaan yang sangat sulit tentang hak asasi manusia.

Pada dasarnya, hanya ada harapan yang rendah terhadap Jokowi, tapi ia mampu melampauinya. Dan sebaliknya untuk Prabowo.

Kedua, gaya bicara Prabowo yang komprehensif dan panjang lebih cocok untuk kampanye di stadion dan bukan dalam debat interaktif.                                              

KEBANYAKAN politisi merupakan orator ulung. Beri mereka sebuah panggung, dan mereka pasti mampu berbicara selama berjam-jam. Joko Widodo ("Jokowi")

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News