Debat Perpuluhan

Dahlan Iskan

Debat Perpuluhan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ronny tidak mau dipanggil pendeta. "Saya ini evangelis. Penginjil," katanya.

"Pendeta itu memimpin sidang jemaat di sebuah gereja. Saya tidak memimpin gereja. Saya khotbah berdasar yang mengundang," tambahnya.

Ev Ronny tinggal di Kediri. Pengusaha. Lalu pensiun. Baru kali ini saya mendengar ada pengusaha pensiun. Lalu jadi penginjil. Dia tergabung di jemaat Gereja Kristen Indonesia.

"Saya merasa sudah cukup. Saatnya saya pakai buat TUHAN SANG PENCIPTA, walaupun saya harus menjadi orang biasa," jawabnya.

Di dalam videonya, Ronny biasa memulai dengan cuplikan khotbah pendeta yang dia kritik. Lalu Ev Ronny menilai cuplikan itu. Dia bandingkan dengan bunyi ayatnya di Al Kitab.

Soal Pendeta Philip misalnya, dia tampilkan cuplikan khotbah: perpuluhan itu ringan. Seharusnya semua harta dijual untuk jalan Tuhan. Diserahkan ke gereja. Begitulah ajaran Tuhan.

Pendeta Philip Mantofa adalah menantu pendiri dan pemimpin Gereja Mawar Sharon. Dia jadi pendeta di situ. Muda. Tinggi. Langsing. Ganteng. Penampilannya selalu keren. Jemaatnya besar sekali.

Mawar Sharon merobohkan gereja lamanya. Dibangun gereja baru. Di pusat kota Surabaya. Di Jalan Mawar. Megah. Indah. Saya masuk-masuk ke gereja ini menjelang selesai dibangun. Kalah besar dari Gereja Bethany tetapi tidak kalah megah.

Ev Ronny juga kelihatan murka ketika ada pendeta yang mengajarkan lebih penting membayar perpuluhan daripada memberi uang kepada orang tua mereka sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News