Demi Berpoligami, Pria Ini Rela Jadi Gelandangan 7 Bulan, Berakhir Bahagia

Demi Berpoligami, Pria Ini Rela Jadi Gelandangan 7 Bulan, Berakhir Bahagia
Ilustrasi.

Karena itu, Donjuan manut-­manut saja diusir dari rumah. Padahal, selain diusir dari rumahnya, dia diberi hukuman tambahan sebuah permintaan agar Donjuan dan Sephia wajib hidup sementara di jalanan. 

”Saya turuti saja. Saya hidup di daerah Jembatan Merah sana bersama pacar saya (Sephia, Red). Syukurlah, pacar mau menemani saya,” kata sopir angkot yang nyambi bisnis sepatu di Pasar Blauran itu.

Sudah lebih dari tujuh bulan hingga putri pertamanya dengan Sephia lahir, Donjuan masih saja tinggal di jalanan. Sebab, Karin masih sering memantau kehi­dupannya bersama Sephia di jalanan. Intinya, Karin ingin menghukum Donjuan dengan hidup sengsara.

Ternyata, usaha Donjuan untuk meluluhkan hati Karin dengan hidup menggelandang berhasil. Seminggu lalu dia mencoba minta maaf lagi kepada Karin. Dia juga merayu Karin supaya mau dimadu. 

Jawaban Karin pun cukup membahagiakan. ”Sak karep-karepmu. Maduen (poligami, Red). Cepetan daftaro (poligami ke PA) mumpung atiku sik enak,” ucapnya saat menirukan ungkapan Karin yang merelakannya kawin lagi.

Tapi, Karin masih memberikan syarat. Donjuan harus hidup di jalanan sendirian tanpa istri­istrinya. Entah pasrah atau ngalah, Donjuan lagi­lagi nurut saja. ”Tidak masalah. Yang penting bisa kawin lagi,” ungkapnya sambil menyiapkan draf pendaftaran poligaminya ke PA. Let’s go... (*/c1/jay)  

PILIH madu atau racun? Ya pilih madu lah… Tapi beda kisah dengan Donjuan (bukan nama sebenarnya), 45, asal Krembangan, Surabaya. Supaya bisa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News