Demi Cegah Krisis Internal, Polri Disarankan Transparan Selama Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J

Demi Cegah Krisis Internal, Polri Disarankan Transparan Selama Ungkap Kasus Tewasnya Brigadir J
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring Surya Fermana berharap polisi bisa lebih transparan mengungkap kasus tewasnya Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Foto Ilustrasi polisi. Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring Surya Fermana berharap polisi bisa lebih transparan mengungkap kasus tewasnya Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Terlebih, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah beberapa kali berbicara tentang kasus itu agar tidak ditutup-tutupi.

"Polri harus segera ekspose perkara lebih terang agar tidak menjadi berkembang pada masalah krisis organisasi Polri," kata Surya melalui keterangan persnya, Rabu (3/8).

Dalam catatannya, polisi saat ini belum memberikan informasi yang memadai selama mengungkap kasus tewasnya Brigadir J.

"Publik hanya melihat adanya mondar-mandir koordinator penanganan dari Polda Metro ke Bareskrim. Namun, update penanganan belum didapatkan," kata Surya.

Dia mengatakan Komnas HAM yang belakangan lebih bergerak lincah daripada kepolisian di dalam menyelidiki dan memeriksa barang bukti meski tanpa kesimpulan.

Namun, dia mengingatkan Komnas HAM hanya bertugas menilai ada atau tidaknya pelanggaran dalam kasus tewasnya Brigadir J, bukan projusticia menemukan tersangka.

"Aktifnya Komnas HAM dan para pengacara pihak-pihak yang terlibat dalam perkara memunculkan kontroversi baru, publik makin ramai tetapi kepastian hukum belum didapatkan," ujar Surya.

Surya Fermana berharap polisi bisa lebih transparan selama mengungkap kasus tewasnya Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News