Demi Demokrasi, Pendukung Anies & Ganjar Berpotensi Bersatu di Pilpres Putaran 2

jpnn.com - Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai bersatunya kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 bukan hal mustahil terjadi meski keduanya punya perbedaan dalam politik.
Terlebih, dia menilai situasi saat ini bukan lagi sekadar persoalan elektoral, melainkan sudah melangkah ke masalah keadaban politik.
"Keadaban politik yang makin terasa hilang dari keseharian pengelolaan negara. Khususnya yang dilakukan oleh presiden yang terlihat lebih mengutamakan kepentingan keluarga di atas kepentingan bangsa dan negara," kata Ray, Selasa (13/2).
Melihat situasi demikian, direktur eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) itu memandang tidak ada kesulitan kubu Anies-Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mahfud MD bersatu di Pilpres putaran 2.
"Keduanya memiliki perbedaan, saya kira hal itu disadari penuh oleh mereka, tetapi menyikapi perbedaan itu tidak lebih penting daripada menghadapi kemerosotan moral bangsa," tutur Ray.
Dengan demikian, dia menilai sangat terbuka peluang bagi paslon 01 dan 03 nantinya bergabung demi menjaga tegaknya demokrasi di negeri ini.
"Maka dari perhitungan itulah, saya kira keduanya dapat bertemu. Kepentingan menjaga demokrasi agar tidak lebih merosot," tuturnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan sempat memberi pujian kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat Presiden kelima RI berulang tahun ke-77 pada 23 Januari 2024 lalu.
Ray Rangkuti menilai kubu pendukung paslon 01 Anies-Muhaimin dan paslon 03 Ganjar-Mahfud berpotensi bersatu di Pilpres putaran 2 demi tegaknya demokrasi.
- Megawati Cs Gigit Jari, Pertamina Enduro Tembus Final Proliga 2025
- Live Streaming Final Four Proliga 2025 Seri Solo: Menanti Aksi Megawati
- Proliga 2025: Pelatih Gresik Buka Peluang Mainkan Megawati di Final Four Seri Solo
- Ray Rangkuti Kritik Kinerja KPK, Kasus Hasto Dikejar, Tetapi Bobby Diundang Koordinasi
- Tutup Kegiatan RBN NasDem, Surya Paloh Minta Anak Muda Berjuang Bangun Bangsa
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi