Demi Nuklir, Rakyat Korut Harus Siap Hadapi Paceklik

Demi Nuklir, Rakyat Korut Harus Siap Hadapi Paceklik
Parade militer Korea Utara. Foto : Ibtimes.com

SEOUL – Perang dan ambisi membangun senjata memang dapat merugikan siapapun. Tak terkecuali rakyat sendiri. Namun, hal tersebut tetap dilakukan oleh Korea Utara. Demi ambisi nuklirnya, Kim Jong-un rela “mengorbankan” rakyatnya. Hal tersebut terlihat dari berita yang ditulis Rodong Sinmun Senin (28/3). Surat kabar yang menjadi corong pemerintah itu mengimbau masyarakat Korea Utara (Korut) bersiap menyambut paceklik. 

''Kita mungkin akan menghadapi kelaparan dan kondisi perekonomian yang sulit. Tapi, jangan putus asa. Jalan menuju revolusi memang selalu tidak mudah. Panjang dan berliku,'' tulis koran pemerintah tersebut pada halaman editorialnya. Lebih lanjut, Rodong Sinmun menyatakan, revolusi yang sedang diperjuangkan Korut itu mungkin akan membuat rakyat mengalami lagi masa paceklik seperti pertengahan 1990-an.

''Mungkin kita akan mengalami periode sulit yang mengharuskan kita mengunyah akar (umbi) tanaman seperti dulu lagi,'' terang Rodong Sinmun. Pada pertengahan 1990-an, Korut dilanda kelaparan hebat. Saat itu, sedikitnya 3 juta orang meninggal dunia. Ketika itu pun, seperti sekarang, Korut menjalani sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB. 

Sejak sebelum Rodong Sinmun meminta rakyat bersiap menghadapi kelaparan pun, nuansa paceklik menyelimuti Korut. Beberapa waktu lalu, Pyongyang mengimbau para penduduk menyumbangkan beras untuk negara. Tiap bulan, masing-masing individu diminta mengumpulkan sekitar 1 kilogram beras ke gudang milik pemerintah. Bulan lalu, Korut mengajukan bantuan pangan setengah juta ton. 

Bila dibandingkan dengan sang ayah, Kim Jong-il, dan sang kakek, Kim Il-sung, ambisi nuklir Jong-un memang lebih tinggi. Awal Januari lalu, dia menginstruksikan uji coba nuklir keempat. Uji coba yang melibatkan ledakan di bawah ta­nah itu langsung memantik kecaman dari seluruh penjuru dunia. Dampaknya, DK PBB dan Amerika Serikat (AS) kembali menjatuhkan sanksi tegas terhadap Korut.

Tapi, sanksi tegas tersebut tidak membuat Jong-un gentar. Pascasanksi, dia malah mengujitembakkan sejumlah rudal balistik, baik yang berdaya jelajah pendek maupun sedang. Bahkan, kini dia mempersiapkan uji coba hulu ledak nuklir mini yang diklaim sebagai hasil produksi dalam negeri. Namun, klaim tokoh 33 tahun itu ditanggapi skeptis oleh para pakar senjata nuklir internasional.

Selain imbauan agar rakyat Korut siap menghadapi kelaparan dan krisis ekonomi, Rodong Sinmunmengingatkan tentang program 70 hari uji kesetiaan rakyat terhadap Jong-un. Itu berkaitan dengan persiapan Kongres Partai. Momentum politik paling penting dalam pemerintahan putra bungsu mendiang Kim Jong-il tersebut dihelat Mei mendatang.

Sebelumnya, kongres yang sama diselenggarakan sekitar 35 tahun lalu. Lewat kongres, pemimpin tertinggi Korut berhak mengubah sistem pemerintahan, komposisi pemerintahan, bahkan konstitusi. Karena itu, Jong-un pun menuntut rakyat mem­buktikan kesetiaan mereka kepada dirinya sebagai bentuk dukungan terhadap kesuksesan kongres. (time/AFP/hep/c23/ami/pda) 

 


SEOUL – Perang dan ambisi membangun senjata memang dapat merugikan siapapun. Tak terkecuali rakyat sendiri. Namun, hal tersebut tetap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News