Demo Ala Cak Nun di Kandang Banteng

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Demo Ala Cak Nun di Kandang Banteng
Budayawan Emha Ainun Nadjib dan Ketua DPP PDIP Maharani menghadiri acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Masjid At-Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (10/4). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Hanya seorang Emha Ainun Nadjib yang bisa melakukannya. Diundang untuk memberi tausiah Ramadan di kantor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), budayawan yang lebih dikenal dengan panggilan Cak Nun itu malah melontarkan sederet kritik pedas kepada tuan rumah.

Dari seorang Kiai Mbeling yang tak mengenal takut pada masa mudanya, Emha sekarang bertransformasi menjadi Mbah Nun sesuai dengan perkembangan usianya yang menyentuh kepala 7.

Namun, gaya pidatonya tidak berubah. Sekarang Mbah Nun lebih minandita dan ucapannya lebih mak jleb.

Baca Juga:

Mbah Nun diundang langsung oleh Megawati Soekarnoputri untuk mengisi kegiatan Ramadan di Masjid At-Taufiq, kompleks Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahad (10/4). Alih-alih memberi puja puji kepada tuan rumah, Cak Nun malah menyentil tuan rumah dengan menyebut Presiden Jokowi sebagai presiden yang bener, tetapi belum pener.

Sepanjang akhir pekan ini, perbincangan publik banyak diwarnai rencana Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar demo besar pada Senin (11/4). Menurut kabar beredar, demo itu menyuarakan tuntutan agar Jokowi mundur.

Kabar lain yang beredar menyebut demo mahasiswa itu kemungkinan disusupi dan ditunggangi oleh kepentingan politik.

Ratusan sampai ribuan mahasiswa berkumpul dan berorasi di depan Gedung DPR RI Senayan. Riuh rendah dengan enam tuntutan mendesak Presiden Jokowi supaya bertindak tegas mengatasi berbagai krisis politik dan ekonomi yang terjadi belakangan ini.

Mahasiswa mendesak Jokowi menyelesaikan krisis minyak goreng. Mahasiswa mendesak Jokowi tegas menolak perpanjangan masa jabatannya.

Cak Nun punya cara khas dalam menyampaikan kritik. Dia memadukan gaya Gus Dur dengan Asmuni dan ada bau Cak Nur, yang semuanya dari Jombang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News