Demokrat Arogan, Golkar Harus Jual Mahal
Sabtu, 18 April 2009 – 14:21 WIB

Demokrat Arogan, Golkar Harus Jual Mahal
JAKARTA - Sebagai partai yang sudah mapan secara institusi, Partai Golkar harus berani jual mahal dalam melakukan penjajakan koalisi dengan Partai Demokrat. Ini nasehat dari pengamat politik CSIS J Kristiadi. Menurutnya, agar posisi Golkar tidak terus terkatung-katung, maka sebelum 23 April 2009 harus membuat keputusan tegas, apakah tetap mengajukan Jusuf Kalla (JK) sebagai capres, ataukah cukup sebagai cawapres.
"Kalau pilihannya adalah JK cukup cawapres, maka segera minta ke Demokrat, kewenangan-kewenangan apa saja yang akan diberikan ke JK bila pasangan SBY-JK nantinya terpilih. Posisi Golkar harus jelas," ungkap J Kristiadi dalam diskusi bertema 'Quo Vadis Partai Golkar' di Jakarta, Sabtu (18/4).
Baca Juga:
Lebih lanjut Kristiadi menyarankan, apabila ternyata Golkar diremehkan Demokrat dengan tidak diberikan kewenangan yang layak, maka Golkar harus cepat-cepat bergabung ke kubu Megawati Soekarnoputri. Kalau toh pada akhirnya pasangan Mega-JK kalah dalam pilpres mendatang, bagi Kristiadi, hal itu merupakan hal yang biasa dan harus diterima.
"Kalau kalah, Golkar cukup menjadi oposisi bersama PDIP. Oposisi juga terhormat kok," ucap Kristiadi. Dikatakan, sebenarnya JK lebih baik merapat ke Mega dibanding ke SBY. Alasannya, pertama, ada kecenderungan SBY sudah meremehkan partai-partai lain karena suara Demokrat unggul atau naik 300 persen dibanding raihan pemilu legislatif 2004.
JAKARTA - Sebagai partai yang sudah mapan secara institusi, Partai Golkar harus berani jual mahal dalam melakukan penjajakan koalisi dengan Partai
BERITA TERKAIT
- Pertumbuhan Ekonomi Melemah, Marwan Demokrat: Saatnya Pemerintah Ambil Langkah Nyata & Terukur
- Kapan Jadwal Pelantikan Afni sebagai Bupati Siak? KPU Menjawab
- Sidang Kabinet Seharusnya Bahas Persoalan Bangsa, Bukan Ijazah Palsu
- Nilam Sari Harapkan Sisdiknas Baru Atasi Kesenjangan Pendidikan di Daerah 3T
- Pengamat: Masyarakat Tak Rela Prabowo Terkontaminasi Jokowi
- Kepala BGN Curhat kepada DPR: Seluruh Struktural Kami Belum Menerima Gaji