Dendam Alumni

Oleh Dahlan Iskan

Dendam Alumni
Foto: disway.id

Dendam Alumni

Nama pesantren baru itu Daar el Qolam (artinya: Kampung Pena). Lebih dikenal sebagai Pondok Gintung daripada nama Arabnya.

Ayah Ahmad Rifai memiliki tanah sawah 2 hektare di Gintung. Sang ayah memang petani --yang kalau malam menjadi guru ngaji Alquran.

Sang ayah merasa bangga ketika anaknya lulus dari Gontor. Apalagi ingin membangun sekolah di sawahnya.

Ahmad Rifai memiliki adik bernama Ahmad Sahiduddin.

Si adik tidak ingin ikut jejak kakaknya sekolah di Gontor. Sahiduddin lebih ingin jadi insinyur. Namun ayahnya minta Sahiduddin sekolah di Gintung saja. Di sekolah yang didirikan kakaknya itu.

Jadilah Sahiduddin murid pertama sekolah kakaknya. Yang kurikulum dan sistem asramanya dibuat persis seperti di Gontor. Termasuk keharusan menguasai bahasa Arab dan Inggris.

Calon insinyur gagal itu pun akhirnya menguasai bahasa Arab dan Inggris. Sang adik rela tidak jadi insinyur untuk memenuhi keinginan ayahnya: ikut jadi kiai seperti kakaknya.

Begitu banyak pesantren yang dibangun oleh alumni Gontor. Mengapa bisa begitu? Itu lantaran kebijakan pimpinan Gontor sejak dahulu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News