Dendam Ilmiah

Dendam Ilmiah
Ilustrasi foto banjir di Jakarta. Foto: Disway

Itu di zaman Mao Zedong.

Yang komunisme, meski sudah dua kaki, tetap tidak bisa menyejahterakan rakyat.

Maka komunisme pun dibuatkan satu kaki lagi. Di zaman Deng Xiaoping, pengganti Mao. Menjadi komunisme tiga kaki: buruh-tani-pengusaha.

Masuknya pengusaha ke dalam komunisme diresmikan di zaman pengganti Deng Xiaoping: Jiang Zeming.

Dilihat dari asas dasar komunisme, komunis Tiongkok yang seperti itu bukan komunis sama sekali. Coba simak.

Komunis adalah alat kaum proletar untuk melawan kapitalis. Akan tetapi, di Tiongkok prinsip itu dihancurkan. Justru si kapitalis dimasukkan sekalian ke dalam komunisme.

Opo tumon? Dan itu pun belum cukup. Memang Tiongkok cepat maju. Bisa menjadi negara nomor dua di dunia. Namun, merasa masih punya kekurangan.

Tiongkok harus maju lagi. Ingin menjadi nomor satu, mengalahkan Amerika.

Banjir sudah berlalu, mestinya. Yang belum adalah sentimen-sentimennya. Setiap kali ada masalah di Jakarta, gema pilpres mendengung lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News