Dengkul dan Pinggul
Oleh: Dahlan Iskan
Setahun terakhir ia mulai mencoba untuk manusia. Hanya pasien yang bersedia menjalaninya saja yang mendapat layanan seperti itu. Sudah sekitar sepuluh orang pasien yang mau mengikuti uji coba itu.
Di Indonesia memang baru Prof Dwikora yang melakukannya. "Hasilnya sangat baik," ujarnya.
Namun, Prof Dwi belum berani memublikasikan di jurnal internasional. "Yang saya publikasikan baru tulisan yang bersifat case report. Belum jurnal," katanya.
Untuk penelitiannya itu, Prof Dwi bekerja sama dengan bank jaringan milik Unair. Yang sudah memproduksi jaringan apa saja.
Dalam bentuk bubuk. Penelitian di bank jaringan Unair memang sudah sangat maju. Tepung tulang rawan sapi itu dicampur stem cell. Untuk disatukan dengan tulang rawan pasien yang harus diperbaiki.
Menurut Prof Dwi, keahlian dokter Indonesia di bidang pinggul dan lutut sudah sejajar di negara maju. Tidak boleh diragukan lagi. Ganti tulang pinggul dan ganti lutut sudah sangat mahir.
Ahlinya pun sudah banyak. Mereka punya perkumpulan ahli pinggul dan lutut: IHKS (Indonesian hip knee society). Anggotanya harus dokter orthopedi yang punya minat khusus pada kasus pinggul dan lutut. Di Surabaya ada 7 orang –dari 77 se-Indonesia.
"Dokternya sudah lari. Tinggal perawatnya yang terus dibina, ikut pendidikan-pendidikan kami," katanya.