Denny JA Dinilai Pengkhianat Intelektual
Jumat, 03 Juli 2009 – 10:41 WIB

Denny JA Dinilai Pengkhianat Intelektual
Dalam debat cawapres, ungkap Fadjroel, Boediono mendukung penjualan BUMN dengan argumentasi agar pengelolaannya lebih efektif, efisien, dan transparan. Mantan Gubernur BI itu juga cenderung ingin mempertahankan UU BHP (Badan Hukum Pendidikan).
Baca Juga:
Belum lagi, imbuh Fadjorel, Jusuf Kalla yang agresif membuka sosok Boediono. Misalnya, soal penolakan Boediono saat menjadi Menko Perekonomian untuk menjamin megaproyek PLTU berkapasitas total 10 ribu megawatt. Sementara di lain sisi, Boediono ngotot agar pemerintah memberi jaminan perbankan untuk mengamankan aset yang nilainya lebih dari Rp600 triliun milik 60 ribu orang.
"SBY-Boediono mulai terpojok. Makanya, untuk menghilangkan perdebatan program, mereka main di citra dan intensifkan iklan satu putaran," tandas Fadjroel.
Ketika dikonfirmasi, Denny JA mengatakan, soal kampanye, setiap orang bebas memilih isu, asal tidak melanggar UU Pemilu. "Justru aneh ngatur-ngatur isu kompetitor," kata Denny yang mendirikan Lembaga Studi Demokrasi (LSD) yang bertugas khusus mengkampanyekan pilpres satu putaran.
JAKARTA – Gara-gara menjadi motor kampanye pilpres satu putaran, Denny JA mendapat kecaman keras dari Fadjroel Rahman. "Denny itu pengkhianat
BERITA TERKAIT
- Nilam Sari Harapkan Sisdiknas Baru Atasi Kesenjangan Pendidikan di Daerah 3T
- Pengamat: Masyarakat Tak Rela Prabowo Terkontaminasi Jokowi
- Kepala BGN Curhat kepada DPR: Seluruh Struktural Kami Belum Menerima Gaji
- Wasekjen Hanura Kritik Pertemuan Erick Thohir dengan KPK dan Kejagung Soal UU BUMN
- Kelompok DPD RI di MPR Dorong Agenda Perubahan UUD 1945 pada 2026
- NasDem Karawang Bangun Kantor Megah Simbol Pemersatu