Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci

Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci
Patung Depati Parbo di pusat kota Sungai Penuh, Kerinci, Jambi. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com

“Depati Parbo keliling Kerinci membakar semangat rakyat agar bersatu menghadapi serangan Belanda,” kisah Pak Is.

Pasukan Belanda yang dari Jambi mulai menduduki Batang Merangin, Pulau Sangkar dan Sanggaran Agung. Yang dari arah Muko-Muko dan Indrapura mulai menduduki Sungai Penuh, Rawang, Semurup dan Siulak.

Rawang dijadikan Belanda markas besar

Depati Parbo beserta pasukannya berada di Dusun Lolo Kecil. Belanda mengincar.

Untuk sampai ke Lolo Kecil, Belanda harus lebih dahulu menguasai Pulau Tengah.

Pertengahan 1903, Belanda menggempur Pulau Tengah. Namun dihalau oleh rakyat setempat yang dipimpin Haji Ismael dan Haji Saleh.

Tiga kali Belanda menyerang Pulau Tengah. Tiga kali pula serangan itu dipatahkan rakyat.

Setelah enam bulan perang, pada akhir 1903, Haji Saleh gugur ditembak setelah membunuh berpuluh-puluh opsir Belanda. Pulau Tengah jatuh ke tangan Belanda.

Ratusan opsir Belanda disambut 30 hulubalang Kerinci pimpinan Depati Parbo di Renah Manjuto, Kerinci bagian Selatan. Kecamuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News