Depresiasi Rupiah Tekan Pertumbuhan
ndef: Growth Tahun Depan 4,9 Persen
Kamis, 27 November 2008 – 02:30 WIB
Depresiasi rupiah juga membuat tekanan tersendiri terhadap pertumbuhan. "Hingga kini, pembayaran utang luar negeri membengkak Rp 20 triliun akibat melemahnya kurs rupiah," imbuh Direktur Eksekutif Indef Ahmad Erani Yustika.
Baca Juga:
Ikhsan menambahkan, depresiasi rupiah akan banyak memukul kinerja perekonomian. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD akan memengaruhi neraca perusahaan. Kemudian, sambung dia, neraca perusahaan yang tertekan akan berimbas ke neraca bank. "Hingga, muaranya akan berpengaruh ke neraca pemerintah," tutur ekonom asal Unair, Surabaya, tersebut. "Inilah lingkaran krisis neraca pembayaran," sambungnya.
Depresiasi rupiah bakal memukul perusahaan yang membutuhkan bahan baku impor. "Muaranya, penurunan rupiah akan meningkatkan laju core inflation," ujarnya.
Bagaimana jika pertumbuhan 2009 digenjot dengan menambah belanja negara? "Susah juga, sebab kalau sampai defisit meningkat akan memunculkan crowding-out efek investasi swasta dan menyerap likuiditas domestik," terangnya. (eri)
JAKARTA -Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan berada di level 4,9 persen. Itu berarti lebih optimistis daripada proyeksi IMF, namun lebih
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PNM Peduli Tanam Mangrove & Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu
- Begini Respons Bea Cukai soal Relaksasi Kebijakan Larangan Pembatasan Barang Impor
- Jawab Tantangan Bisnis ke Depan, Pertamina Luncurkan Competency Development Program
- Harga Emas Antam Sabtu 18 Mei 2024, Naik Rp 7.000 Per Gram
- Layanan SIM Keliling Lima Lokasi di Jakarta Hari Ini
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024