Depresiasi Rupiah Tekan Pertumbuhan
ndef: Growth Tahun Depan 4,9 Persen
Kamis, 27 November 2008 – 02:30 WIB

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (26/11/) IHSG naik tajam 39,010 poin (3,38%) menjadi 1.193,151. Tampak papan IHSG di arena Investor Summit 2008 di Ritz Carlton Jakarta. Foto : MUHAMAD ALI/JAWAPOS
Depresiasi rupiah juga membuat tekanan tersendiri terhadap pertumbuhan. "Hingga kini, pembayaran utang luar negeri membengkak Rp 20 triliun akibat melemahnya kurs rupiah," imbuh Direktur Eksekutif Indef Ahmad Erani Yustika.
Baca Juga:
Ikhsan menambahkan, depresiasi rupiah akan banyak memukul kinerja perekonomian. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD akan memengaruhi neraca perusahaan. Kemudian, sambung dia, neraca perusahaan yang tertekan akan berimbas ke neraca bank. "Hingga, muaranya akan berpengaruh ke neraca pemerintah," tutur ekonom asal Unair, Surabaya, tersebut. "Inilah lingkaran krisis neraca pembayaran," sambungnya.
Depresiasi rupiah bakal memukul perusahaan yang membutuhkan bahan baku impor. "Muaranya, penurunan rupiah akan meningkatkan laju core inflation," ujarnya.
Bagaimana jika pertumbuhan 2009 digenjot dengan menambah belanja negara? "Susah juga, sebab kalau sampai defisit meningkat akan memunculkan crowding-out efek investasi swasta dan menyerap likuiditas domestik," terangnya. (eri)
JAKARTA -Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan berada di level 4,9 persen. Itu berarti lebih optimistis daripada proyeksi IMF, namun lebih
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Luhut Binsar Anggap Wajar Pertumbuhan Ekonomi Melambat saat Transisi Pemerintahan
- forwarder.ai Tawarkan Efisiensi Biaya Logistik Lewat AI
- Pemerintah Ajak Gates Foundation untuk Kerja Sama dengan Danantara
- Bermodal Rp 3 Juta, Sulianto Indria Putra Bisa Kantongi USD 1 Juta
- Minta Keadilan kepada Kemenhub, Driver Ojol: Aplikator Cukup 10 Persen
- Bank Mandiri Kembali Masuk Forbes World’s Best Bank 2025 Lima Tahun Beruntun