Depresiasi Rupiah Tekan Pertumbuhan

ndef: Growth Tahun Depan 4,9 Persen

Depresiasi Rupiah Tekan Pertumbuhan
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (26/11/) IHSG naik tajam 39,010 poin (3,38%) menjadi 1.193,151. Tampak papan IHSG di arena Investor Summit 2008 di Ritz Carlton Jakarta. Foto : MUHAMAD ALI/JAWAPOS
JAKARTA -Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan berada di level 4,9 persen. Itu berarti lebih optimistis daripada proyeksi IMF, namun lebih pesimistis dibandingkan proyeksi pemerintah di level kisaran 6 persen.

Direktur Indef M. Ikhsan Modjo mengatakan, tekanan kuat terhadap investasi, ekspor, dan depresiasi rupiah menjadi faktor dominan bagi terkoreksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada warsa depan. Selain itu, perlambatan ekonomi dunia akan memperlemah kinerja ekspor nasional. Apalagi, Tiongkok dan India, yang diharapkan mampu menjadi penopang limbungnya negara-negara maju, pertumbuhan ekonominya juga menurun.

Hal itu akan mengurangi ekspor komoditas energi dan perkebunan yang selama ini porsinya banyak tersedot ke dua negara itu. "Jadi, tidak bisa sekarang kita bilang bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. Apa yang terjadi saat ini menjadi bukti cukup rapuhnya fundamental perekonomian," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/11).

Menurut dia, fundamental ekonomi yang diklaim kuat ternyata tumpul disebabkan oleh dua hal. Yaitu, keterlambatan kebijakan pemerintah dan struktur ekonomi yang semu. "Pemerintah terlambat. Kebijakan-kebijakan konkret baru dilakukan pada pertengahan Oktober 2008. Tidak ada deteksi dini yang tepat terhadap kondisi sasaran utama krisis, yaitu perbankan dan matauang," jelasnya.

JAKARTA -Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2009 diperkirakan berada di level 4,9 persen. Itu berarti lebih optimistis daripada proyeksi IMF, namun lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News