Desakan Badawi Mundur Menguat

Desakan Badawi Mundur Menguat
Abdullah Ahmad Badawi. Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad

jpnn.com - KUALA LUMPUR – Kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Malaysia Abdullah Ahmad Badawi periode ini banyak mendapat kritik. Desakan mundur datang silih berganti. Terakhir, politisi 68 tahun itu mendapat mosi tidak percaya dari salah satu partai anggota koalisi pemerintah Barisan Nasional (BN). Mosi tidak percaya itu berasal dari Sabah Progressive Party (SAPP), yang diungkapkan kemarin. Tentu saja, hal itu memancing lebih banyak reaksi serupa.

      ’’Orang-orang telah kehilangan kepercayaan pada kepemimpinan Abdullah Ahmad Badawi yang sekarang,’’ ujar Chua Soon Bui, Wakil Ketua SAPP dalam sebuah pernyataan. Memang, SAPP hanyalah partai kecil yang mempunyai dua orang wakil di Parlemen. Namun, tetap saja SAPP adalah satu dari 14 partai yang tergabung dalam BN.

      Dan meski partai dari wilayah timur Malaysia itu hanya mempunyai peran kecil dalam panggung politik negeri jiran, tapi tetap mempunyai pengaruh. Ditambah lagi, apa yang dilakukannya itu sangat potensial memicu timbulnya reaksi berantai dari anggota koalisi lain. Selain itu, anggota Parlemen dari Sabah dan Sarawak tetap berpengaruh menentukan “nasib” Badawi. Sebab, keberadaan mereka dalam barisan koalisi juga menambah jumlah sepertiga yang dimiliki BN.

      ’’Kita harus berdiri sebelum jendela kesempatan yang ada tertutup,’’ kata Ketua SAPP Yong Teck Lee. Menurutnya, jendela tersebut akan tertutup Agustus. Setelah itu, ’’Sabah akan kembali dilupakan.’’

      Dilansir media setempat, Edgedaily, Yong mengatakan kalau SAPP akan mengadakan pertemuan internal untuk mendiskusikan langkah mereka selanjutnya. Apakah nantinya mereka mengundurkan diri dari koalisi atau tidak.

      Sementara itu, aliansi oposisi hanya tinggal menambahkan 30 suara lagi untuk mendapatkan jumlah mayoritas di Parlemen. Setelah itu, mereka bisa membentuk pemerintahan. Dari hasil pemilu Maret lalu, aliansi oposisi yang menyebut diri Pakatan Rakyat memperoleh suara 82 dari total 222 suara di Parlemen. Dan sisanya, dikuasai BN yang telah berkuasa sejak Malaysia merdeka dari Inggris 1957.

      Tricia Yeoh dari Pusat Kajian Kebijakan untuk Rakyat mengakui kalau langkah SAPP itu sangat bisa diikuti anggota Parlemen lain. ’’Utamanya, mereka yang kecewa terhadap Abdullah (Badawi), bahkan dari internal UMNO,’’ kata dia.

      Kepala bagian informasi UMNO, Muhammad Muhammad Taib terkesan tidak mempedulikan tindakan SAPP. Tapi dia tetap berharap hal itu tidak menular pada anggota koalisi lain. ’’Meskipun banyak yang kecewa, kami yakin akan bisa melaluinya,’’ tegasnya kepada AFP. (AFP/Rtr/dia)

Berita Selanjutnya:
Al Gore Dukung Obama

KUALA LUMPUR – Kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Malaysia Abdullah Ahmad Badawi periode ini banyak mendapat kritik. Desakan mundur datang silih


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News