Detik-detik Menegangkan ketika Abu Sayyaf Tiba-tiba Menguasai Kapal

Detik-detik Menegangkan ketika Abu Sayyaf Tiba-tiba Menguasai Kapal
PULANG KAMPUNG: Keluarga saat menjemput Royke Fransy Montolalu di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Foto: Willy Kalesaran/Manado Post

Bergegas pemuda 26 tahun itu pun naik ke dek. Dan, ternyata Yohanis benar. Pria-pria bersenjata telah menguasai kapal yang baru pulang mengantarkan batu bara ke Filipina tersebut. Seorang di antara mereka meneriakinya untuk turun.

Dikepung kepanikan, tanpa pikir panjang, Bara pun mengikuti perintah perompak tersebut. Dia turun dengan perasaan takut yang luar biasa. Apalagi tak lama kemudian suara tembakan terdengar beberapa kali. 

’’Telinga saya berdenging. Saya semakin takut,’’ tutur Bara saat ditemui Jawa Pos di kediaman orang tuanya di Koja, Jakarta Utara, kemarin (25/4). 

Adegan yang biasa dilihatnya dalam film-film action hadir di depan mata dan kepala sendiri. Bara dan beberapa rekannya hanya bisa berjongkok, menunduk, sambil mengalungkan kedua tangan ke kepala. 

Bahkan, sudah sepuluh hari berlalu, kengerian masih terekam di wajah Bara kala menceritakan malam jahanam itu. Suaranya beberapa kali tercekat. Matanya berkaca-kaca, terutama saat mengenang empat rekannya yang sampai saat ini masih disandera kelompok Abu Sayyaf.

’’Saya hanya beruntung, Bang. Kalau saya yang saat itu kebetulan di depan, mungkin saya yang diambil,’’ tuturnya sembari mengusap kedua mata. 

Hasmanidar, ibunda Bara, juga tak henti-hentinya mengucapkan syukur atas keselamatan sang anak. Pascaperistiwa penyanderaan 10 ABK Brahma 12 dan Anand 12, perempuan berjilbab itu memang mulai khawatir. 

Dia tahu, jalur yang sama kerap dilalui anaknya. Tak pelak, dia pun sempat menghubungi anaknya sebelum keberangkatannya ke Filipina. ’’Tapi, Bara bilang, pakai jalur beda. Mungkin dia ingin membuat ibunya tenang saja,’’ kata istri Zaenal tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News