Dewan Khawatir Pemberlakunan E-Toll Berdampak PHK Karyawan

Dewan Khawatir Pemberlakunan E-Toll Berdampak PHK Karyawan
E-Toll. Ilustrasi Foto: Sutan Siregar/dok.JPNN.com

Harus ada solusi terkait pengganti penjaga tol yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia, berganti ke mesin. Jangan sampai menambah angka pengangguran di Jatim.

Anggota Komisi C DPRD Jatim lainnya, Irwan Setiawan mengakui tidak bisa dipungkuri, munculnya e-toll sebenarnya sudah sangat bagus di era digitalisasi seperti sekarang ini.

Namun, penggunaannya dinilai masih belum siap. Karena Jatim masih banyak pedesaan yang membutuhkan sosialisasi sebelum merealisasikan e-toll.

Selain itu, kebijakan ini dapat menimbulkan masalah besar di masyarakat, utamanya pengangguran. Ini dikarenakan semua gerbang tol saat ini ada tenaga kerja manusia yang menjaganya.

"Tentunya dengan e-toll dilakukan, maka ratusan tenaga kerja akan menganggur. Dan ini semakin besar menyumbang kontribusi pengangguran di Jatim," kata Irwan.

Sebelumnya, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menjamin tidak akan melakukan PHK terhadap para karyawannya.

"Walau pun gardunya cashless atau GTO (gardu tol otomatis) bukan berarti tidak memerlukan karyawan, memang perbandingannya yang berbeda. Kami tidak ada program PHK," ungkap Desi di Balai Kartini, Jakarta.

Menurut Desi, Jasa Marga akan mengalihkan karyawannya ke proyek jalan tol baru yang akan dioperasikan Jasa Marga. Memang Jasa Marga akan mengoperasikan jalan tol baru sampai dengan 2019 sepanjang 667 kilometer.

Politikus Partai Gerindra itu mengatakan, penerapan aturan transaksi tol menggunakan e-toll card, maka tugas penjaga pintu pintu tol diambil alih mesin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News