Di Atas Kapal, Ibunda Pramugari Khairunissa Berdoa dan Menangis...

Di Atas Kapal, Ibunda Pramugari Khairunissa Berdoa dan Menangis...
Tangis keluarga penumpang AirAsia QZ8501 luruh ketika acara upacara penghormatan untuk para korban dimulai di Selat Karimata Minggu (22/3). Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

PARA anggota keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 kemarin bersama-sama melepas duka dengan seremoni sederhana di atas laut di dekat lokasi tragedi tiga bulan lalu itu terjadi.
----------------
Gunawan Sutanto-Pangkalan Bun
----------------
BUKU Yasin merah itu dia baca. Sesekali bibirnya yang komat-kamit membaca untaian doa terhenti. Sapu tangan lantas diambilnya untuk mengusap air mata yang tak terbendung dari kelopak yang mulai keriput.

Itulah yang dilakukan Rohana, ibu pramugari AirAsia QZ8501 Khairunissa Haidar. Dia mengungkapkan, sejak anak bungsunya meninggal dalam tugas, buku Yasin tersebut senantiasa menemaninya.

Selain untuk mengirim doa bagi Si Adek (panggilan sayang Rohana buat Khairunissa), buku Yasin itu merupakan pengobat rindu. Sebab, foto Khairunissa dengan pakaian pramugari merah-merah sengaja dicetak di lembaran awal buku Yasin tersebut.

”Memang berat, tapi ibu berusaha mengikhlaskan kepergiannya,” ujar Rohana berusaha tegar saat menabur bunga di atas dek kapal feri Satya Lencana III. Dalam acara itu, Rohana datang bersama suami (Haidar Fauzi) dan anak sulungnya, Dayat Zein. Haidar dan Dayat memang terlihat lebih tegar. Ketika Rohana mulai menitikkan air mata, keduanya berupaya memeluk.

Rohana termasuk 98 orang yang dibawa manajemen AirAsia untuk doa bersama dan tabur bunga di muara Sungai Kumai kemarin. Kegiatan itu dimaksudkan sebagai bentuk penutupan misi search and rescue (SAR) Basarnas. Sebenarnya, misi tersebut telah berakhir 3 Maret lalu. Namun, atas permintaan AirAsia dan keluarga korban, misi SAR dilanjutkan hingga 11 Maret.

Basarnas menyatakan tidak bisa lagi memperpanjang misi karena secara institusi aturannya memang seperti itu. Nah, doa bersama dan tabur bunga di sekitar lokasi kejadian diharapkan manajemen AirAsia bisa mengobati kekecewaan para keluarga korban. Terutama yang jasad keluarganya belum ditemukan.

Sengaja keluarga tidak diajak ke lokasi tempat penemuan bangkai pesawat. Selain karena jauh, cuaca yang tak mendukung dikhawatirkan malah mengganggu fisik para peserta tabur bunga. Apalagi, secara psikis mereka masih begitu terpukul.

”Kami pilih muara Sungai Kumai ini karena airnya mengalir hingga laut tempat pesawat ditemukan. Harapan kami, doa dan harumnya bunga ini bisa sampai ke sana (lokasi penemuan pesawat, Red),” ujar Dirut AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko.

PARA anggota keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 kemarin bersama-sama melepas duka dengan seremoni sederhana di atas laut di dekat lokasi tragedi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News