Di Atas Kapal, Ibunda Pramugari Khairunissa Berdoa dan Menangis...

Di Atas Kapal, Ibunda Pramugari Khairunissa Berdoa dan Menangis...
Tangis keluarga penumpang AirAsia QZ8501 luruh ketika acara upacara penghormatan untuk para korban dimulai di Selat Karimata Minggu (22/3). Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos

Para keluarga itu diangkut dengan kapal feri. Dibutuhkan waktu 1,5 jam dari Pelabuhan Panglima Utar ke muara Sungai Kumai. Di sepanjang perjalanan itulah tergambar bagaimana sebenarnya para keluarga masih terpukul karena kehilangan orang-orang yang dicintai. Meskipun mereka kadang masih bisa bercanda dan menikmati pemandangan laut.

”Duh, nek liak laut gini, rasane pengen nangis ae (kalau melihat laut begini, rasanya ingin menangis saja),” celetuk seorang perempuan di selasar kapal. Matanya terlihat sembap dan dia pun tak mau diwawancarai. Dia hanya mengaku salah seorang keluarga penumpang AirAsia yang jasadnya belum ditemukan.

Dalam acara itu juga terlihat keluarga Kapten Pilot Iriyanto. Antara lain sang istri RR Widya Sukati Putri, 48, dan dua anaknya, Angela Anggi Ranastianis, 25, serta Arya Galih Gegana, 8. Sepanjang perjalanan, si kakak yang 17 tahun lebih tua kerap menghibur adiknya. Dengan membawa tongsis, keduanya juga tampak beberapa kali berfoto selfie di selasar kapal.

”Setelah badan pesawat diangkat dan tidak ada harapan lagi, kami sekeluarga sudah ikhlas kalau jasad bapak tidak ditemukan,” ujar Angela. Karena itu, keluarganya menyambut positif ketika AirAsia menyelenggarakan acara doa dan tabur bunga di sekitar lokasi kejadian.

Angela menjelaskan, kondisi keluarganya kini jauh lebih tegar daripada ketika masih awal-awal pencarian pesawat. Bahkan, adiknya pun tetap ingin menjadi pilot sesuai cita-cita Iriyanto. ”Kami semua sudah menyadari bahwa ini risiko dari tugas,” tuturnya.

Namun, ketegaran Angela tersebut mulai luruh ketika kapal berhenti di muara Sungai Kumai. Saat itu acara inti dimulai, yakni upacara penghormatan untuk para korban. Upacara yang dipimpin Kepala Basarnas F.H.B. Soelistyo tersebut berlangsung di atas dek kapal.

Ketika doa dipanjatkan bergantian oleh para pemuka agama, tetes air mata para keluarga mulai tak terbendung. Lebih-lebih saat tabur bunga. Lagu Gugur Bunga yang mengiringi acara membuat para keluarga, kru AirAsia, dan para undangan tak bisa menahan tetes air mata. Termasuk Widya dan Angela. Air mata keduanya terus berurai.

Ketika melakukan tabur bunga, Widya sempat memanggil anak bungsunya yang tidak ikut ke atas dek kapal. Kru AirAsia membawa Arya mendekat ke ibu dan kakaknya di dek atas. ”Dik, sini doakan papa sambil taburkan bunganya,” ajak Widya lirih.

PARA anggota keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 kemarin bersama-sama melepas duka dengan seremoni sederhana di atas laut di dekat lokasi tragedi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News