Di Balik Gelombang Pembangunan Masif di Bali

"Saya berharap di depan akan ada lebih banyak pembangunan, tetapi dengan cara yang berkelanjutan," katanya. "Targetnya bukan untuk menjadikan Bali seperti New York City atau London."
Memusnahkan persawahan
Beberapa penghuni Bali di pulau itu percaya bahwa semuanya sudah terlambat.
"Dari surga ke neraka" adalah bagaimana penganut paham Chakra Widia menggambarkan perubahan yang terjadi di kampung halamannya di Ubud dalam beberapa tahun terakhir.
Kota pedalaman ini telah lama menarik wisatawan karena hamparan sawahnya yang tenang dan iklim yang lebih sejuk.
Namun, banyaknya pembangunan sudah terjadi di pedalaman Bali, dengan banyak petani menjual atau menyewakan tanah mereka untuk dibangun yang menampung para perantau digital dari luar negeri.
Banyak perusahaan bahkan berhasil mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah agar zona hijau untuk melestarikan lahan pertanian diubah, dan bahkan ada juga yang tidak memiliki izin.
Pemandangan hamparan sawah yang hijau merupakan salah satu keinginan utama para pembeli properti.
Foreign Correspondent: Mitch Woolnough
Gelombang konstruksi baru tengah melanda Bali, membabat sawah dan lahan tepi pantai untuk dijadikan vila, resor, dan proyek pariwisata besar yang
- EIGER Dukung Penuh IFSC World Cup di Bali, Bukti Komitmen Kembangkan Panjat Tebing di RI
- Temui Gubernur Herman Deru, Bupati OKU Paparkan 33 Usulan Bangubsus, Apa Saja?
- Miroslaw Aleksandra Raih Medali Emas Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di Bali
- Gerak Cepat, Telkomsel Pulihkan Layanan Jaringan Internet saat Listrik Mati di Bali
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dokter Konsumen