Di Balik Sukses Pentas Wayang Orang Banjaran Gatotkaca di Istana Negara

Persiapan Panggung Berhenti karena Ibu Negara Akan Lewat

Di Balik Sukses Pentas Wayang Orang Banjaran Gatotkaca di Istana Negara
Di Balik Sukses Pentas Wayang Orang Banjaran Gatotkaca di Istana Negara

Saat tampilan screen berubah, menggambarkan suasana di sebuah kerajaan, pertunjukan sesungguhnya dimulai. Dewi Arimbi muncul dengan menggendong bayi Gatotkaca didampingi Bima. Bersama anggota kerajaan yang lain, mereka menanti kedatangan Arjuna.

Itulah penggalan cerita dari pergelaran wayang orang dengan lakon Banjaran Gatotkaca yang dihelat di Istana Negara pada Jumat malam (29/7). Pergelaran dalam rangka perayaan HUT Ke-66 RI itu dimainkan kelompok Wayang Orang Indonesia Pusaka yang juga pernah tampil di Sydney Opera House pada Desember 2010. "Kali ini atas izin dan atas pemintaan Bapak Presiden digelar di Istana Negara," ujar pimpinan Peguyuban Wayang Orang Indonesia Pusaka Jaya Suprana.

Ruangan utama Istana Negara yang memang memiliki panggung dijadikan arena pertunjukan wayang orang. Dukungan screen terbukti menambah atraktif pertunjukan. Misalnya, saat adegan percintaan Gatotkaca dengan Dewi Pergiwa. Ketika itu, layar menampilkan pemandangan pantai saat matahari terbenam dengan langitnya yang merah. Dinding bagian dalam Istana Negara seolah berwarna serupa terkena pantulan sinar dari screen.

 

Para penonton, termasuk Presiden SBY dan Wapres Boediono, dibuat terkesima. Aplaus pun bergema di akhir setiap adegan maupun usai pergelaran berdurasi 1,5 jam itu. "Kalau dulu biasanya tiga jam, kali ini kami sesuaikan dengan kebiasaan, kelaziman dari bioskop, yaitu 1,5 jam," tutur Jaya mengenai durasi pertunjukannya.

Di tengah kesibukannya menjalankan tugas negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyempatkan diri nanggap wayang. Pertunjukan wayang orang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News