Di Jalanan Ini, Sudah 15 Nyawa Melayang

Di Jalanan Ini, Sudah 15 Nyawa Melayang
Police line. Foto: dok.JPNN

SURABAYA – Pengendara kini harus ekstra hati-hati. Kecelakaan maut Honda Jazz pada Rabu malam (31/8) menjadi pelajaran berharga bagi para pengguna jalan. Terutama pengendara yang melintas di Jalan Ahmad Yani. Di balik padatnya arus kendaraan, jalanan yang menjadi gerbang keluar-masuk Surabaya itu memiliki sederet pemicu celaka.

Berdasar data yang dihimpun dari Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, sejak awal tahun hingga kemarin, 15 nyawa melayang karena mengalami kecelakaan di jalan nasional tersebut. Selama 8 bulan terakhir, terjadi 57 kecelakaan lalu lintas di sana. Angka tersebut termasuk kecelakaan pada Rabu lalu (lihat grafis).

Ada beberapa faktor pemicu kecelakaan tersebut. Pertama, tentu saja faktor manusia. Menurut aturan, kecepatan minimal di dalam kota mencapai 40 km/jam. Meski demikian, banyak pengguna jalan yang mengabaikannya. Lihat saja, saban hari terlihat pengendara yang ngebut.

 ''Jalan yang lurus kadang membuat orang lalai. Kendaraan terus dipacu. Padahal, segala kondisi bisa saja terjadi kepada mereka,'' ujar Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Adewira Negara Siregar kemarin (2/9).

Bahkan, saat jalanan sepi, aksi kebut-kebutan itu kian menjadi-jadi. Lewat tengah malam, Jalan Ahmad Yani, terutama yang menuju ke Sidoarjo, juga menjadi lintasan balap.

Biasanya balapan liar tersebut dilakukan pengendara sepeda motor. Padahal, di beberapa titik jalan dipasang pita penggaduh agar kecepatan pengendara lebih terukur.

Faktor lain adalah pelanggaran lalu lintas. Yang kerap terjadi adalah pengendara yang nekat melawan arus. Sejak dibukanya frontage road sisi barat dan timur, banyak sepeda motor yang nekat melaju di pinggir melawan arus. Pelanggaran seperti itu kerap ditemui saat malam hari di jalan pendukung sisi barat.

''Pengendara juga harus waspada kalau keluar dari gang-gang itu. Jangan nyelonong karena harus mendahulukan arus utama,'' tutur Adewira.

Soal pelanggaran, polisi kelahiran Medan tersebut menegaskan bahwa anak buahnya di lapangan tentu akan menindak pengendara yang susah diatur.

Selain faktor manusia, faktor jalan memengaruhi. Adewira menuturkan bahwa penerangan di Jalan Ahmad Yani juga kurang terang saat malam. Sebab, lampu di median jalan tertutup rimbunnya pepohonan. Konsentrasi pengendara pun bisa terganggu. Jangan heran bila kecelakaan tunggal kerap terjadi di sana.

 Adewira mengungkapkan bahwa kecelakaan tunggal Honda Jazz yang menewaskan tiga orang itu juga mungkin disebabkan minimnya penerangan atau jalan yang gelap.

Untuk meminimalkan kecelakaan, Satlantas Polrestabes Surabaya juga sudah berkomunikasi dengan pemkot untuk menambah lampu penerangan jalan. Koordinasi turut dilakukan untuk menambah rambu-rambu di Jalan Ahmad Yani dan frontage road.

 ''Kami terus evaluasi apa-apa yang penting untuk keselamatan berkendara. Dishub juga selalu kami ajak rembukan,'' ungkap alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut.(did/rid/c14/git/flo/jpnn)


SURABAYA – Pengendara kini harus ekstra hati-hati. Kecelakaan maut Honda Jazz pada Rabu malam (31/8) menjadi pelajaran berharga bagi para pengguna


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News