Di Parit London

Oleh Dahlan Iskan

Di Parit London
Dahlan Iskan.

Untung di Inggris tidak ada Cak Lontong --yang bisa bikin meme lucu. Misalnya: lebih baik mati di parit surga daripada mati di selokan neraka. (Ups, ternyata tidak selucu Cak Lontong).

Begitu dua putusan itu menjadi UU, sidang ditutup dengan tidak kalah dramatisnya: Ketua Parlemen Inggris John Bercow mengundurkan diri.

Ia memang harus gentleman --kebanggaan sikap orang Inggris. Partainya kalah suara. Banyak pembelotan.

Dan ia sendiri memang tidak setuju dengan BoJo --soal pembekuan itu. Yang ia anggap telah membunuh demokrasi.

Ada juga anggota DPR yang tidak 'Inggris'. Mereka adalah pendukung BoJo garis keras. Mereka tidak mau menyalami Bercow. Tidak mau menjabat tangannya.

Mereka pulang begitu saja. Pulang no deal.

Begitu pengunduran diri Bercow diucapkan, malam sudah larut. Udara London 14 derajat. Di luar, hujan rinai.

Banyak anggota DPR belum mau pulang. Pembekuan parlemen pun sudah berlaku. Sejak jam zero hundred tadi. Maksud saya jam 00.00 tadi.

Saya masih akan lama di Inggris. Masih cukup waktu untuk menelusuri seluruh parit di kota London. Terutama parit di dekat kediaman BoJo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News