Di Pucuk-pucuk Tebing Ini Dulu Para Anggota GAM Bersembunyi
Wajar bila dulu digunakan sebagai salah satu basis persembunyian GAM. Namun, kini kawasan itu menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan yang gemar bertualang.
Mencapainya tidak mudah. Dibutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Banda Aceh untuk menuju kawasan tersebut.
Dari jalan utama, kendaraan yang kami tumpangi berbelok ke akses hutan. Lebarnya hanya 2 meter.
Itu pun masih berupa jalan tanah dan becek karena sehari sebelumnya diguyur hujan yang cukup deras. Mobil harus pelan dan berhati-hati.
Setelah berjalan hampir 2 kilometer, barulah kami sampai di tepi bukit cadas yang sekian tahun menjadi salah satu basis GAM. Tiba-tiba gerimis turun. Petualangan baru dimulai.
”Sebenarnya Anda salah musim untuk wisata di sini,” tutur Mendel, yang memiliki nama Islam Nurdin Al Hidayah. Ya, cuaca hari itu memang kurang bersahabat untuk pendakian.
Basis GAM di Pucok Krueng adalah kawasan perbukitan dengan tebing-tebing yang tinggi. Untuk mengawali tur, kami menuju salah satu sudut tebing.
Di situ, terdapat sebuah ceruk yang mirip dengan kolam dan berisi air berwarna kehijauan.
PADA 15 Agustus 2005, diteken perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Ya, MoU Helsinki,sudah berusia 11 tahun.
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor