Di Sini, Senjata dan Narkoba Sudah Digaris Merah

Di Sini, Senjata dan Narkoba Sudah Digaris Merah
Tampak nelayan di wilayah perbatasan RI-Filipina. FOTO: Manado Post/JPNN.com

Ini dibenarkan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulut Kombes Pol Sumirat Dwiyanto. “Makanya kami mendorong segera terbentuknya Badan Narkotika di sana (Sangihe, red) yang bersifat vertikal,” kata mantan Kabag Humas BNN Pusat itu.

Sementara itu, Bupati Sangihe HR Makagansa mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait bahkan pemerintah pusat terkait penjagaan di perbatasan. Termasuk TNI Angkatan Laut dan Imigrasi.

"Karena jika tak diawasi, ditakutkan akan menjadi jalur masuk hal-hal negatif dari luar," kata Makagansa.

Warga Pulau Bukide atau juga dikenal dengan nama Tinakareng sangat menggantungkan kehidupannya di laut. Ada kapal kecil satu mesin selalu tersedia. Tapi, tak setiap hari beroperasi. Beruntung, ketika sampai di Petta, berpapasan dengan Kepala Desa Nanedakele yang menumpangi perahu.

“Silakan naik kapal ini saja,” ucap Uthan Dolonsana.

Perjalanan hanya 30 menit.  Air laut yang jernih dan bentangan pasir putih  menyambut saat perahu mendekati pulau. Sungguh indah. Ada perahu-perahu nelayan yang disandarkan. Menjadi nelayan bukan pilihan. Pasalnya, untuk bercocok tanam, kondisi tanah tidak cukup subur. Kalau ada tanaman pangan, hanya singkong.

Di pulau seluas 13,7 kilometer itu, ada lima desa. Diungkapkan Sekretaris Desa Nanedakele Hasan sudah dari dahulu kala dan sudah turun-temurun warganya menjadi nelayan.

Meski begitu, kesadaran untuk mengemban ilmu, patut dipuji. Generasi muda Tinakareng disekolahkan di Petta maupun Tahuna. “Bahkan, sudah banyak yang mulai pergi berkuliah di Manado,” bebernya.(manado post/fri/jpnn)

Beberapa kali menggagalkan penyelundupan senjata dan narkoba. Bertarung nyawa di laut lepas demi rupiah. Itulah kisah penduduk Kampung Nanedakele


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News