Dibalik Runtuhnya Dominasi Tinju AS
Sabtu, 11 Agustus 2012 – 08:34 WIB
Dana pembinaan cabor tinju itu termasuk kategori memprihatinkan dibandingkan cabor-cabor lain. Misalnya taekwondo yang mendapat 608 ribu dolar AS (Rp 5,7 Miliar) atau senam yang diganjar 1,6 juta dolar AS (Rp 15,1 Miliar) per tahunnya.
Selain masalah dana, pergantian pelatih tinju AS pada Maret lalu juga memberikan efek. Pelatih kepala Joe Zanders memilih mundur karena masalah usia. Ya, sejak tiga dekade lalu, Zanders sudah menangani para petinju amatir dan profesioanal AS. Mulai Pernell Whitaker di Olimpiade1984 hingga Deontay Wilder di Olimpiade 2008 lalu.
Pengganti Zanders pada Juni lalu adalah asistennya Basheer Abdullah. "Satu bulan masa persiapan menjelang Olimpiade jelas bukan waktu yang panjang. Padahal Olimpiade ini adalah buah pembinaan berjangka dan berkesinambungan," tutur Abdullah kepada SImobile.com.
Guna menyelamatkan tinju AS, beberapa langkah bakal dilakukan Bartkowski usai Olimpiade ini. Pertama adalah memilih pelatih untuk jangka panjang. "Kami akan mengontrak pelatih dengan durasi hingga empat tahun ke depan. Kami membutuhkan loyalitas dan totalitas," ujar Bartkowski.
KEKUATAN Amerika Serikat di ring tinju begitu mengakar kuat. Sejak beberapa dekade lalu, nama-nama seperti George Foremann, Ray Leonard, Oscar De
BERITA TERKAIT
- Letjen TNI (Purn) Marciano Norman Mengapresiasi Kerja Keras Timnas U-23 Indonesia
- Jadwal MotoGP Prancis Hari Ini: Spesial buat Quartararo
- Pesan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk Indonesia: Banggalah dengan Timnas Anda
- Balapan MotoGP 2027 Bakal Banyak yang Berbeda, Kenapa?
- Presiden FIFA: Pesan Saya kepada Semua Orang di Negara Pecinta Sepak Bola Indonesia
- Timnas U-23 Indonesia Gagal ke Olimpiade, Reaksi Netizen Tidak Disangka